Minggu, 28 April 2024

Khotbah GMIT BETEL Oebola Minggu 28 April 2024




 KHOTBAH 

Kebaktian Minggu 28 April 2024

MATIUS 25:31-46

Berjumpa dengan Tuhan dalam diri sesama”

Murniyati Putri Wole, S.Th

Syalom, Selamat hari minggu bagi kita semua. Jemaat yang diberkati Tuhan, mengawali khotbah ini saya mau tanya begini : 1. Siapa diantara kita yang pernah bertemu Tuhan secara langsung ? siapa Itu Tuhan dan Bagaimana itu Tuhan. Kita semua disini bisa jawab belum, tetapi Apa kita semua setuju dengan pernyataan di Kej 1:26-27 Kalau kita manusia Serupa dan segambar dengan Allah ? Kalau demikian sebenarnya kita sudah melihat Allah hampir setiap hari dalam diri sesama kita.

Lalu, jika bicara penghakiman maka ada waktunya. Siapa diantara kita yang mengetahui waktu penghakiman,.( Kalau dalam undangan sebagai tersangka untuk proses pengadilan sebuah gelar perkara pasti ada undangan soal waktu dan tempat) Lalu siapa yang tau waktu dan tempatnya. jika tidak tahu.....? Maka jawabannya adalah itu hak kedaulatan Allah bukan hak kita, jadi tak pantas untuk kita ketahui.

              Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, kalau semua manusia serupa dan segambar dengan Allah kenapa kalau dapat liat orang stress/depresi/gangguan jiwa (bukan gila) kita lari. Atau kenapa saat liat orang susah/mengemis/difabel kita menjauh. ?? Apakah standar serupa dan segambar dengan Allah itu hanya orang sehat (fisik dan mental) ? lalu bagaimana dengan pernyataan Alkitab kalau semua manusia serupa dan segambar dengan Allah bisa mungkin terjadi kalau hari ini semua orang mengklasifikasi orang menurut standarnya ? dimanakah tempat mereka yang tidak memenuhi standar social manusia ? 

 Jemaat yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, Yesus tahu bahwa para pengikutnya juga punya kebiasaan sosial mengklasifikasi sesama. Kelompok elit dengan hartanya,kelompok pemuka agama dengan tauratnya, dan masyarakat umum dengan standar sosialnya (Untung/rugi)

Pembacaan kita hari ini merupakan sebuah jawaban dari pertanyaan tentang tanda kedatangan Tuhan (24:3b). Para pengikutnya ingin menguji siapakah yang akan lebih berpeluang selamat, mereka bahkan ingin Yesus menkonfirmasi bahwa pastilah mereka yang setiap hari dekat dengan-Nya. 

Jemaat yang dikasihi Tuhan, jawaban Yesus dapat kita lihat mulai pasal 25 dengan berbagai perumpamaan, yang menolak kedekatan tanpa tindakan kasih yang nyata. Bahwa semua orang diberikan talenta dan harus bertanggung jawab sebab sudah dekat waktu penghakiman/kedatangannya kembali. Akhir zaman/parousia yang menjadi perenungan kita hari ini, merupakan inti dari semua penjelasan Yesus. Bukan soal kapan dia datang, siapa yang diselamatkan, tetapi pada 3 hal yang pasti akan terjadi: 

1. Sang Hakim datang dan mengumpulkan semua orang (ay 31)

Ketika Kristus datang sebagai hakim, ditunjukkan bahwa Ia akan duduk diatas tahta, artinya ia memiliki kuasa untuk mengatur segala sesuatu dan tidak seorang pun dapat menghindarinya. Siapapun kita harus mempertanggungjawabkan talenta kepada-Nya. tidak dapat diwakili, suami tidak dapat diwakili istri dan sebaliknya. anak-anak tidak diwakili oleh orang tua.

2.Sang Hakim memisahkan mereka (kambing/domba) (ay.32)

Dalam kekuasaan-Nya sebagai Hakim, Anak Manusia/Kristus akan memisahkan mereka. digambarkan disini kambing dan domba. Alasannya sederhana bahwa meskipun terlihat sama, nilai domba dan karakternya sangat jauh berbeda dari kambing. Domba lebih mudah diatur dan suka mendengar suara gembalanya, sedangkan kambing suka berjalan jauh ke bukit keluar dari kawanan domba yang justru akan mengancam nyawanya sendiri dan juga si gembala. Dalam ilustrasi ini, orang yang suka mendengar akan ditempatkan di sebelah kanan (golongan domba) sementar yang membangkang di sebelah kiri (golongan kambing).

3.Jalannya penghakiman yang adil dan terbuka (Ay. 34-46)

Meskipun Anak Manusia/Kristus punya otoritas tertinggi, tetapi Ia memberikan kesempatan luas kepada mereka untuk menyampaikan pembelaan mereka (Ayat. 37 dan 44). Artinya ini bukan penghakiman biasa yang manipulatif, tetapi ini sunguh didasarkan pada keadilan. Tidak pakai orang dalam,kenalan, sanak dan saudara. Tidak pakai uang muka, uang tutup mulut apalagi uang tebusan/ganti rugi. alat buktinya sangat jelas sehingga mereka yang bersalah patut menerima keadilan Alah. 

Jemaat yang dikasihi Yesus Kristus, kita adalah domba Allah, yang berharga karena Ia sendiri menjadi gembala bagi kita. Maka jadilah domba yang baik, bukan kambing berbulu domba. Kita tidak pernah tahu kapan waktu Tuhan itu datang, Ia hanya memberikan kepercayaan, akal Budi untuk menguji segala sesuatu. Kita akan tiba pada penghakiman. Maka ingatlah jangan ubah dirimu yang dahulu sudah ditebus oleh anak Domba Allah itu, tetapi tetaplah setia dalam karya pembebasan.  

 Jemaat yang diberkati oleh Tuhan kita Yesus Kristus, ketika Yesus memberikan perumpamaan ini ia mau kita belajar untuk:

1) Berbelas kasih kepada semua orang karena mereka adalah gambar kristus 

Artinya: Seburuk apapun keberadaannya, fisik dan mentalnya, karakter dan tabiatnya, Ia masih tetap mencerminkan gambar Allah di wajahnya, karena itu ia sangat layak dan berhak menerima pertolongan kita. 

Kadang mau tolong orang kita pakai menurut standar/kriteria (siapa:keluarga/orang dekat, kenapa :menguntungkan/tidak, dimana: dilihat orang/tempat khusus*gereja*, kapan: berkelimpahan).   

ingat bahwa Tuhan Yesus sendiri berkata ia adalah mereka yang lapar dan haus, yang telanjang, yang terlantar tak punya tempat beristirahat dan yang terbuang tak pernah dikunjungi dalam penjara. artinya, stop pilih-pilih orang, kita tidak pernah tau kapan Tuhan mengunjungi kita. bisa jadi musuh kita itu yang sedang menderita adalah jalan Tuhan untuk menjumpai kita dan bawa damai untuk kita. oleh karena itu, ubahlah cara pandangmu pada sesamamu bahkan musuh pun adalah sesamamu manusia, hilangkan egomu dan berbelas kasihlah. sebab apa yang sedang kamu lakukan pada mereka sedang kamu lakukan pada Yesus.

2) Milikilah motivasi yang benar: Ini kepercayaan/Talenta dari Tuhan

mengapa motivasi penting? Banyak orang terjebak pada motivasi yang salah sehingga menunda bahkan enggan berbelas kasih. Ada 3 tipe orang: a) Orang suka bantu tapi tidak tulus, tujuan hanya cari nama, akhirnya suka mengeluh kalau tidak dapat imbalan jasa. b) Orang egois, hanya peduli pada diri sendiri, hanya memberi kalau dipaksa (sumbangan sukarela vs sumbang sukatega: kasi seiklasnya vs kasi secukupnya). c) Orang membantu karena sadar ia butuh dibantu (beda dengan membantu supaya dibantu). tipe ke 3 ini akan selalu ada saat orang susah, ia sadar bahwa walau terbatas dia masih bisa buat sesuatu untuk mengurangi beban sesamanya.

 Motivasi yang demikianlah, yang Yesus mau kita melakukannya, bahwa kita bertanggung jawab bukan pada diri sendiri saja,tetapi semua ciptaan lain, termasuk sesama kita. Kalau hanya kita saja yang sejahtera itu bukan damai sejahtera sejati, sebab damai harus dirasakan dunia tempat kita berpijak. oleh sebab itu baharuilah motivasi kita dan gandakanlah talenta Kristus yang dititipkan bagi kita.

Jemaat yang dimuliakan Allah, Memiliki belas kasihan saja tidak cukup, kita harus mengulurkan tangan. ingatlah bahwa solidaritas menuntut sebuah gerakan pembebasan, jangan pernah berpikir untuk menolong sesama jika ketika kita melihat pengemis di jalan kita menangis, menghapus air mata sendiri tidak akan menghapus beban mereka. belajarlah untuk berkorban bagi sesama, mulailah dari memandang dan menerima semua orang sebagai tanda kehadiran Kristus. Kita tolong orang orang bukan supaya dapat sesuatu tetapi kita harus tolong dia karena wajah Allah ada padanya. Karena dia bisa mengantar kita ketemu Tuhan, jadi jika demikian, maka mereka bukan lagi menjadi beban yang menyusahkan kita, tetapi kitalah yang dianggap mereka sebagai jawaban doa-doa mereka. Selamat melayani dan selamat menunjukan wajah kristus yang penuh belas kasihan serta selamat berjumpa dengan Tuhan dalam diri sesamamu. Tuhan Yesus memberkati kita dengan firman-Nya. Amin  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Run To Semester 2 at CRCS UGM- Refleksi bulan Februari 2025

Shalom, Salam damai Kristus menyertai kita semua..... Puji Tuhan, refleksi bulan Februari tahun 2025 bisa kembali hadir lagi untuk melengkap...