Rancangan Khotbah Ulang tahun Gereja
By: Murniyati Putri Wole, S.Th
Bacaan : Bil. 6:22-27
Tema: Menjadi Gereja
yang ideal (Rumah, Bahtera dan Meja)
Shalom, Jemaat
yang dimuliakan Allah, mengawali khotbah hari ini saya punya cerita, ada
seorang ayah hendak mengajari anak laki-lakinya yang berusia 5 tahun untuk berenang. Anak ini hanya
setinggi satu meter dan sama sekali
tidak tahu berenang, tapi, karena sang ayah yang mengajak, maka dia percaya dan
yakin bahwa meski kolam itu dalamnya satu setengah meter lebih tinggi dari
darinya, dia pasti aman, karena ayahnya memegang tangannya. Dia percaya sang
ayah lebih besar darinya tidak akan mungkin tenggelam dan akan selalu menjamin
keselamatannya.
Gambaran ayah
dan anak tadi adalah juga gambaran Allah dan gerejanya. Gereja hari ini juga dibawa
ke kolam yang dalam oleh Allah. Apakah Allah ingin supaya gereja bisa belajar
berenang ? bagaimana mungkin gereja berenang ? Ingat bahwa gereja bukanlah
gedungnya, tetapi orang-orangnya, umat percaya yang tinggal di dalamnya. Akan
tetapi, terkadang banyak dari kita yang mengaku percaya kepada Allah dihantui
dengan rasa takut. Bukannya berfokus pada “tangan” kuat yang memegang kita,
tetapi malah sibuk fokus pada keterbatasan diri dan mencari berbagai cara
diluar Allah. Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai gereja di tengah
dunia yang penuh pencobaan dan tantangan yang dalamnya bahkan melebihi lautan?
mari kita belajar dari firman Tuhan bagi kita.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, bacaan kita saat ini
sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu kita dengar. Dengar di mana ? yah,
bacaan kita merupakan salam berkat yang sering diucapkan dalam ibadah. Jadi
setiap minggu sebenarnya kita sebagai gereja sudah menerima berkat terus
menerus. Pertanyaannya sekarang ? mengapa masih kurang percaya ? mengapa masih
takut tenggelam ? kalau tiap hari minggu datang gereja dengar firman Tuhan,
lalu diakhir ibadah kita menerima berkat kenapa masih ada ragu, masih ada putus
asa, dan kenapa masih ada rasa cemas ? Jemaat yang dikasihi Tuhan, apa yang dirasakan
kita saat ini, sudah jauh lebih dahulu dirasakan oleh bangsa Israel yang
menjadi pendengar pertama ucapan berkat ini. Setelah keluar dari tanah
perbudakan di Mesir, Allah memerintahkan mendaftarkan semua orang Israel
menurut sukunya masing-masing untuk kemudian dibagi ke dalam perkemahan mereka.
Setelah itu, ada tanggung jawab besar yang diberikan kepada setiap suku untuk
bisa menjaga persekutuan suku tanpa melepaskan persekutuan mereka sebagai umat
Israel. Setelah itu, sebelum menjalani kehidupan di padang gurun, maka para
imam yakni Harun dan anak-anaknya diperintahkan untuk memberkati umat Israel.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan, ada tiga pokok penting dari ucapan berkat yang menarik
untuk kita refleksikan :
1.
Ay. 24 “Shamar”
(lit: melindungi) melindungi yang dimaksud bukan hanya sekedar dilindungi,
melainkan dijagai, dipelihara, dipedulikan, dan dirawat. Kira-kira bapa mama
jemaat Tuhan pilih yang mana ? kalau saya pasti pilih semua. Ini bukan serakah
ee, tapi karena memang kita tidak perlu memilih salah satu sebab Allah
menyediakan semuanya bagi kita.
Berbicara soal
melindungi, berarti ada subjek yang memberi perlindungan yakni Allah dan
manusia sebagai objek yang dilindungi. Perlindungan yang Allah tawarkan bukan
hanya di dalam gereja saat kita menerima ucapan berkat ini. Tetapi di manapun
kita berada. Oleh karena itu sebagai orang-orang yang dilindungi dan dirawat
oleh Allah, maka sudah seharusnya umat Tuhan, kita sebagai gereja aktif menjadi
tempat orang-orang bisa berlindung.
Mulai dari mana
? dari keluarga kita. Ada pepatah bilang rumah bukan gedung tapi rasa aman dan
nyaman. Setiap orang bisa bosan berada di rumah terus, tapi satu kali keluar
dari rumah, pasti akan rindu dan pulang juga. Kita pun sebagai Gereja harus
demikian, pintunya tidak boleh tertutup bagi mereka yang meminta perlindungan,
bagi yang sakit dan butuh perawatan. Itulah hakikat gereja kita sebagai
keluarga yang selalu menerima sebagai saudara terlepas dari segala perbedaan
yang ada.
2.
Ay. 25 “Khawnan”
(lit: kasih karunia), kasih karunia yang dimaksud dalam hal ini adalah
disayangi, diselamatkan dan diberikan bantuan. Untuk bagian ini kira-kira mau
pilih mana ? pilih semua ko ? ia sama juga seperti poin pertama tadi, di poin
ke dua ini, ketong sonde perlu pilih karena Tuhan siap semua.
Berbicara soal
kasih karunia, semua orang ingin mendapatkannya. Tapi faktanya sulit sekali
orang menunjukkan kasih kepada sesama secara umum tanpa memandang latar
belakang. Sulit bukan berarti sonde ada sama sekali. Salah satu contoh kasih
yang tidak pandang bulu, itu hanya terjadi di …? Di mana ? di Tempat Pesta.
Kalau ketong perhatikan, menu di pesta-pesta itu tidak dibagi berdasarkan
kelas, oh yang kepala desa makan di sana, yang presbiter di ruang sebelah sana,
yang jemaat biasa na di meja di sana. Paling tidak kalau dibagi juga kecuali
karena masalah kesehatan. Yang darah tinggi dong na disini yang normal-normal
na di sana. Jemaat yang dikasihi Tuhan, kasih tanpa pamrih bukanlah suatu hal
yang dibagi berdasarkan siapa kita, siapa orang
tua kita, apa status kita, seberapa besar persembahan kita ke gereja,
tidak. Allah memberikan kasih-Nya tanpa pandang siapa kita, oleh karena itu
kita pun harus mau jadi gereja yang terbuka bagi semua orang. Itulah hakikat
kedua dari gereja selain sebagai keluarga,, tetapi gereja adalah persekutuan di
meja makan yang sama. Jamuan yang sama yang disediakan Allah bagi kita.
3.
Ay. 26 “Shalom” (lit: Damai sejahtera), bukan
sekedar damai sejahtera, tetapi juga mencakup ketenangan, kepuasan, kecukupan ,
keselamatan dan sukacita. Dan sekali lagi kita tidak perlu memilih karena Tuhan
Allah sudah siap semuanya untuk kita.
Berbicara soal
Shalom, ini kata yang sudah popular, tenar dan terkenal. Hampir setiap saat
kita ucapkan, tapi tidak mudah untuk kita rasakan. Kenapa ? karena sama seperti
ilustrasi tadi, bahwa kita hidup bagaikan di dalam laut yang sebentar bisa
tenang namun bisa juga datang badai. Di saat itulah, maka damai sejahtera
menjadi sulit dirasakan.
Allah
menjanjikan dirinya sebagai sumber damai sejahtera bagi Israel bukan sebagai
penghibur semata. Dia membuktikannya, ingat saat mereka menyebrangi danau
teberau ? bahkan air yang dalam itu tunduk kepada Allah sebagai bukti Allah
menepati janji memberi ketenangan bagi umatnya.
Begitupun gereja
di masa kini dan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Allah menjadikan gereja
sebagai bahtera yang nyaman dan aman bagi ikan-ikan yakni umat yang dijaring
untuk masuk ke dalamnya. Jika kita sudah ditangkap oleh Kristus dan masuk ke
bahtera-Nya yang adalah gereja, maka jangan lagi khawatir akan hari esok. Dia
menyediakan kita makan yang secukupnya. Dia juga akan menenangkan badai
sehingga bahtera itu tidak hanyut dan tenggelam. Hanya satu yang Dia minta.
Letakanlah nama-Nya di atas persekutuan Gereja-Nya, maka ketiga berkat tadi, perlindungan,
kasih karunia, dan damai sejahtera itu akan dicurahkan bagi kita.
Jemaat yang dimuliakan Allah,
hari ini firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa berkat yang diberikan setiap
minggu kepada kita bukan hanya rumusan kalimat biasa. Allah akan mewujudkannya
bagi kita, Dia sudah menunjukannya kepada umat Israel di danau teberau,
anak-Nya sudah menunjukannya kepada pada murid di dalam bahtera di tengah
badai, mengapa masih ada ragu dihatimu ? percayalah bahwa dalamnya tantangan
dunia ini tidak dapat memisahkan kita dari berkat Allah. Selamat menikmati
berkat Tuhan di usia yang baru, selamat menjadi rumah yang memberi
perlindungan, selamat menjadi meja jamuan kasih yang tanpa pamrih dan selamat
menjadi bahtera yang memberi damai sejahtera bagi semua orang. Tuhan Yesus
memberkati. 😇😇

Tidak ada komentar:
Posting Komentar