Sabtu, 10 Juni 2023

Murid Berkarakter Kristus, GMIT Efrata Oelmasi

 

Khotbah kebaktian Minggu 19 Juli 2020
Pembacaan Alkitab: Matius 19:16-26 Murid Yang Berkarakter Kristus”

Shalom, Jemaat yang dikasihi Tuhan,  apakah salah jika kita ingin memiliki kehidupan kekal? Bukankah, Yesus sendiri pernah berkata “Akulah jalan kebenaran dan hidup, barang siapa yang mengikut Aku, tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 14:6). Lalu, mengapa Yesus seolah-olah membuat hidup kekal tampak mustahil ? Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita melihat teks bacaan kita hari ini. Dalam bacaan kita, ada seorang muda yang kaya, bertanya kepada Yesus, tentang perbuatan baik apa yang bisa membuatnya memperoleh hidup kekal. Orang muda ini sangat yakin, kalau ia sudah memenuhi semua hukum Taurat yang disampaikan Yesus dan tinggal menunggu Yesus men-sahkan atau memberikan haknya yakni hidup kekal tersebut.

            Jemaat yang dikasihi Tuhan, jika kita menelusuri pertanyaan orang muda tadi, dan membandingkan dengan jawaban Yesus, nampaknya ada kesalahpahaman. Yang ditanya orang muda tadi adalah cara memperoleh hidup kekal, namun jawaban Yesus adalah cara masuk ke dalam hidup. Apa yang sebenarnya terjadi ? Orang muda tadi memiliki pemahaman yang sama dengan orang Yahudi pada umumnya, bahwa setelah kematian, maka orang benar akan memperoleh kehidupan yang kekal. Karena itulah, mereka harus menjadi orang benar dengan melakukan semua perintah Tuhan.  Namun Yesus berpikiran lain. Jawaban Yesus tentang masuk ke dalam hidup, sebenarnya mau menjelaskan, bahwa perintah-perintah Tuhan hanya mengantarkannya orang masuk ke dalam hidup yang dikehendaki Allah. Perihal memperoleh hidup kekal adalah anugerah dari Allah dan bukan usaha manusia.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, jawaban Yesus ini sekaligus menjawab pertanyaan kita tadi, Yesus mau menekankan bahwa tidak salah jika kita ingin memiliki hidup yang kekal namun, kita harus sadar bahwa kita tidak dapat memperolehnya dengan usaha kita sendiri. Hidup kekal bukanlah hal yang mustahil sebab Allah sudah mengerjakannya melalui Yesus. Jika ingin hidup kekal maka ikutlah Yesus  sebab Dialah jalan kita menuju hidup yang kekal itu.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, orang muda ini rupanya belum menyadari maksud Yesus, sehingga ia kemudian bertanya lagi, hukum yang mana ? dan apa lagi yang kurang ?(ay 18,20). Pada saat itulah, Yesus mengajar bahwa hidup kekal hanya bisa dilakukan dengan meneladani sikap Yesus yang meninggalkan segala sesuatu yang berharga di sorga, untuk melayani. Lalu apa yang berharga bagi orang muda tadi ? itu adalah harta. Ketika Yesus memerintahkan untuk menjual harta miliknya, orang muda tadi pergi dengan sedih karena ia punya banyak harta dan tidak mudah baginya untuk menjual semua hartanya. Orang muda itu, tidak lagi siap untuk beroleh hidup kekal. Padahal, di awal pembacaan kita, ia sangat bersemangat, karena merasa telah memiliki pengetahuan yang cukup dan sikap hidup yang baik lewat menaati hukum Taurat. Sebagai seorang murid, ia tidak sadar bahwa ia perlu mengandalkan Kristus, bukan mengandalkan pengetahuan dan kemampuannya. Ia memang melakukan perintah-perintah Tuhan, tapi tidak siap, untuk menjadi seperti Kristus yang rela berkorban. Bagi Yesus orang muda tadi belum bisa disebut sebagai murid yang berkarakter Kristus.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, Yesus menegaskan dengan perumpaan bahwa orang kaya lebih sulit masuk kerajaan sorga dibanding seekor unta masuk lubang jarum. Pernyataan Yesus ini membuat para murid menjadi pesimis kemudian bertanya “lalu siapa yang diselamatkan ?” Pertanyaan ini menunjukkan bagaimana para murid pun, tidak mengerti, bahwa Yesus bukan tidak menghendaki orang yang melakukan perintahNya memiliki hidup, tetapi Yesus mau mereka menyadari keterbatasan dan ketidaksempurnaan mereka, dan kemudian mengandalkan Allah, sang pemberi hidup kekal itu. Jika mereka mengandalkanNya tidak ada yang mustahil, bahkan untuk sekedar memperoleh hidup yang kekal.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, jika orang muda tadi bahkan para murid, belum menjadi murid yang berkarakter Kristus, lalu bagaimana dengan kita, apakah kita sudah memiliki karakter Kristus? Dalam bacaan kita ini, saya mencatat ada 4 hal yang mesti dilakukan agar bisa menjadi seorang murid yang berkarakter Kristus :

1.     Tahu

Dalam dunia kita baik dahulu maupun sekarang orang akan dihargai kalau memiliki pengetahuan.  Pengetahuan begitu penting bukan hanya untuk menunjang status sosial di masyarakat namun juga untuk merubah nasib. Ingat pesan orang tua “ kamu harus sekolah supaya jadi orang”. Demikian pula dalam hal menjadi murid Kristus, seorang murid Kristus harus punya pengetahuan dengan belajar segala perintah-perintah Allah (17,18) yang pada waktu itu dimulai dari rumah masing-masing lalu melalui rumah-rumah ibadah (sinagoge). Yesus pun sekalipun adalah Tuhan, Ia juga belajar dari para ahli hukum taurat (Luk 2:46), dan karena itu Ia makin bertambah hikmat, dan dikasihi Allah dan manusia (Luk 2:52). Jadi, kalau Yesus saja belajar, maka menjadi murid Kristus kita harus mau belajar dan memiliki pengetahuan.

2.     Sadar

Dalam dunia pendidikan ada satu pepatah yang berkata ‘padi semakin berisi semakin menunduk’ apa maksudnya ? orang semakin berilmu semakin rendah hati. Banyak kejahatan hari ini terjadi karena orang-orang yang berilmu. Mereka tidak lagi sadar akan perlunya hidup mengandalkan Allah. seperti bacaan kita tadi, pemuda itu merasa tinggi hati tanpa tahu bahwa ia adalah manusia yang hidup dibawah kendali Allah. karena itu, Yesus mengajaknya dan kita juga untuk percaya bahwa bagi Allah tak ada yang mustahil kita mesti sadar akan kelemahan kita dan mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepadaNya. Ilmu dan iman kepada Allah menjadikan kita sebagai murid Kristus yang berguna bagi dunia ini.

3.     Siap

Dalam dunia pendidikan khususnya bidang olahraga, kita sering dengar aba-aba ‘siap’. Saat aba-aba ini dibunyikan, pelari tidak bisa mundur lagi, tetapi ia siap untuk berlari. Atau seperti seorang prajurit yang akan berperang, ia harus siap meninggalkan semua hal dan memusatkan perhatian pada tujuan yakni menang dalam peperangan. Begitu pula dengan murid berkarakter Kristus. Seorang murid berkarakter Kristus’ harus siap meninggalkan semua hal yang menghalanginya untuk melakukan kehendak Kristus.  Yesus rela miskin dan mengosongkan diriNya supaya semua orang kelimpahan dengan segala yang baik. Maka kita pun musti siap untuk meninggalkan segala hal yang menghalangi kita menjadi muridNya. Menjadi murid Kristus memang tidak berarti lepas dari tantangan hidup, tetapi jika kita punya pengetahuan dan menyadari kekurangan kita dan mengandalkan Allah, maka kita tidak perlu ragu lagi, Ia akan menolong kita dan mendammpingi kita. Karena itu, kita harus selalu siap, baik ataupun buruk keadaan kita.

4.     Melakukan

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah teori dan praktek, selama proses belajar dari berbagai sumber, murid-murid akan tiba pada saat untuk mempraktekan apa yang sudah dipelajari. Yesus dalam bacaan kita sedang mempersiapkan murid-muridnya untuk melanjutkan pelayananNya. Dan karena itulah Ia ingin mereka sungguh-sungguh mengerti perintah-perintah Allah, mengandalkan Allah, dan kemudian meninggalkan semua hal untuk melayani. Kita pun saat ini diundang Yesus untuk melakukan hal yang sama. Jadi maukah kita menerima undangan Kristus ?

Jemaat yang dikasihi Tuhan, jika kita melakukan keempat hal tadi, percayalah bahwa Allah sendiri akan melayakan kita masuk kedalam hidup Kekal seperti yang Ia janjikan. Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, pendidikan formal sudah mulai dijalankan kembali. Sebagai orang tua tentu merasa cemas tapi juga lega karena urusan mendidik telah diambil alih oleh yang ahli, yakni para guru. Namun, bacaan firman Tuhan mengingatkan bahwa anak-anak harus mendapat pendidikan karakter yakni berkarakter Kristus. Jika kita menonton berita beberapa hari ini, ada kasus yang menggemparkan karena seorang murid tega melakukan tindakan pelecehan, pemerkosaan bahkan pembunuhan pada gurunya sendiri, hanya karena sering dinasehati. Kasus ini menunjukan bahwa pendidikan karakter saat ini sedang menjadi ancaman. Karena itu, penting bagi kita untuk bersama-sama untuk menaruh perhatian pada pembentukan karakter anak-anak, supaya mereka memiliki hidup seperti yang dikehendaki Allah. Jika kita mengasihi anak-anak maka marilah kita memberi diri terlebih dahulu menjadi murid Kristus, sehingga melalui kita mereka pun diajak untuk memiliki karakter Kristus.  Selamat bergabung menjadi murid yang berkarakter Kristus, selamat menikmati hidup bersama Kristus. Tuhan memberkati kita dengan  firmanNya. Amin.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Run To Semester 2 at CRCS UGM- Refleksi bulan Februari 2025

Shalom, Salam damai Kristus menyertai kita semua..... Puji Tuhan, refleksi bulan Februari tahun 2025 bisa kembali hadir lagi untuk melengkap...