Shalom,
Jemaat yang dikasihi Tuhan, apakah salah
jika kita ingin memiliki kehidupan kekal? Bukankah, Yesus sendiri pernah
berkata “Akulah jalan kebenaran dan hidup, barang siapa yang mengikut Aku,
tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 14:6). Lalu, mengapa
Yesus seolah-olah membuat hidup kekal tampak mustahil ? Untuk menjawab
pertanyaan ini mari kita melihat teks bacaan kita hari ini. Dalam bacaan kita,
ada seorang muda yang kaya, bertanya kepada Yesus, tentang perbuatan baik apa
yang bisa membuatnya memperoleh hidup kekal. Orang muda ini sangat yakin, kalau
ia sudah memenuhi semua hukum Taurat yang disampaikan Yesus dan tinggal
menunggu Yesus men-sahkan atau memberikan haknya yakni hidup kekal tersebut.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, jika
kita menelusuri pertanyaan orang muda tadi, dan membandingkan dengan jawaban
Yesus, nampaknya ada kesalahpahaman. Yang ditanya orang muda tadi adalah cara memperoleh hidup kekal, namun jawaban
Yesus adalah cara masuk ke dalam
hidup. Apa yang sebenarnya terjadi ? Orang muda tadi memiliki pemahaman yang
sama dengan orang Yahudi pada umumnya, bahwa setelah kematian, maka orang benar
akan memperoleh kehidupan yang kekal. Karena itulah, mereka harus menjadi orang
benar dengan melakukan semua perintah Tuhan.
Namun Yesus berpikiran lain. Jawaban Yesus tentang masuk ke dalam hidup,
sebenarnya mau menjelaskan, bahwa perintah-perintah Tuhan hanya mengantarkannya
orang masuk ke dalam hidup yang dikehendaki
Allah. Perihal memperoleh hidup
kekal adalah anugerah dari Allah dan bukan usaha manusia.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan, jawaban Yesus ini sekaligus menjawab pertanyaan kita tadi,
Yesus mau menekankan bahwa tidak salah jika kita ingin memiliki hidup yang
kekal namun, kita harus sadar bahwa kita tidak dapat memperolehnya dengan usaha
kita sendiri. Hidup kekal bukanlah hal yang mustahil sebab Allah sudah
mengerjakannya melalui Yesus. Jika ingin hidup kekal maka ikutlah Yesus sebab Dialah jalan kita menuju hidup yang
kekal itu.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan, orang muda ini rupanya belum menyadari maksud Yesus,
sehingga ia kemudian bertanya lagi, hukum yang mana ? dan apa lagi yang kurang
?(ay 18,20). Pada saat itulah, Yesus mengajar bahwa hidup kekal hanya bisa
dilakukan dengan meneladani sikap Yesus yang meninggalkan segala sesuatu yang
berharga di sorga, untuk melayani. Lalu apa yang berharga bagi orang muda tadi
? itu adalah harta. Ketika Yesus memerintahkan untuk
menjual harta miliknya, orang muda tadi pergi dengan sedih karena ia punya
banyak harta dan tidak mudah baginya untuk menjual semua hartanya. Orang muda
itu, tidak lagi siap untuk beroleh hidup kekal. Padahal, di awal pembacaan
kita, ia sangat bersemangat, karena merasa telah memiliki pengetahuan yang
cukup dan sikap hidup yang baik lewat menaati hukum Taurat. Sebagai seorang
murid, ia tidak sadar bahwa ia perlu mengandalkan Kristus, bukan mengandalkan
pengetahuan dan kemampuannya. Ia memang melakukan perintah-perintah Tuhan, tapi
tidak siap, untuk menjadi seperti Kristus yang rela berkorban. Bagi Yesus orang
muda tadi belum bisa disebut sebagai murid yang berkarakter Kristus.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan, Yesus menegaskan dengan perumpaan bahwa orang kaya lebih
sulit masuk kerajaan sorga dibanding seekor unta masuk lubang jarum. Pernyataan
Yesus ini membuat para murid menjadi
pesimis kemudian bertanya “lalu siapa yang
diselamatkan ?” Pertanyaan ini menunjukkan bagaimana para murid pun, tidak mengerti, bahwa Yesus bukan tidak
menghendaki orang yang melakukan perintahNya memiliki hidup, tetapi Yesus mau
mereka menyadari keterbatasan dan ketidaksempurnaan mereka, dan kemudian mengandalkan Allah, sang pemberi hidup kekal itu. Jika
mereka mengandalkanNya tidak ada yang mustahil, bahkan untuk sekedar memperoleh
hidup yang kekal.
Jemaat
yang dikasihi Tuhan, jika orang muda tadi bahkan para murid, belum menjadi murid yang berkarakter
Kristus, lalu bagaimana dengan kita, apakah kita sudah memiliki karakter
Kristus? Dalam bacaan kita ini,
saya mencatat ada 4 hal yang mesti dilakukan agar bisa menjadi seorang murid
yang berkarakter Kristus :
1. Tahu
Dalam dunia kita baik dahulu maupun
sekarang orang akan dihargai kalau memiliki pengetahuan. Pengetahuan begitu penting bukan hanya untuk
menunjang status sosial di masyarakat namun juga untuk merubah nasib. Ingat
pesan orang tua “ kamu harus sekolah supaya jadi orang”. Demikian pula dalam
hal menjadi murid Kristus, seorang murid Kristus harus punya pengetahuan dengan
belajar segala perintah-perintah Allah (17,18) yang pada waktu itu dimulai dari
rumah masing-masing lalu melalui rumah-rumah ibadah (sinagoge). Yesus pun
sekalipun adalah Tuhan, Ia juga belajar dari para ahli hukum taurat (Luk 2:46),
dan karena itu Ia makin bertambah hikmat, dan dikasihi Allah dan manusia (Luk 2:52). Jadi, kalau Yesus saja
belajar, maka menjadi murid Kristus kita harus mau belajar dan memiliki
pengetahuan.
2. Sadar
Dalam dunia pendidikan ada satu pepatah
yang berkata ‘padi semakin berisi semakin
menunduk’ apa maksudnya ? orang semakin berilmu semakin rendah hati. Banyak
kejahatan hari ini terjadi karena orang-orang yang berilmu. Mereka tidak lagi
sadar akan perlunya hidup mengandalkan Allah. seperti bacaan kita tadi, pemuda
itu merasa tinggi hati tanpa tahu bahwa ia adalah manusia yang hidup dibawah
kendali Allah. karena itu, Yesus mengajaknya dan kita juga untuk percaya bahwa
bagi Allah tak ada yang mustahil kita mesti sadar akan kelemahan kita dan
mempercayakan hidup kita sepenuhnya kepadaNya. Ilmu dan iman kepada Allah
menjadikan kita sebagai murid Kristus yang berguna bagi dunia ini.
3. Siap
Dalam dunia pendidikan khususnya bidang
olahraga, kita sering dengar aba-aba ‘siap’. Saat aba-aba ini dibunyikan,
pelari tidak bisa mundur lagi, tetapi ia siap untuk berlari. Atau seperti seorang prajurit yang akan berperang, ia harus
siap meninggalkan semua hal dan memusatkan perhatian pada tujuan yakni menang
dalam peperangan. Begitu pula dengan murid berkarakter Kristus. Seorang murid
berkarakter Kristus’ harus siap meninggalkan semua hal yang menghalanginya untuk
melakukan kehendak Kristus. Yesus rela
miskin dan mengosongkan diriNya supaya semua orang kelimpahan dengan segala
yang baik. Maka kita pun musti siap untuk meninggalkan segala hal yang
menghalangi kita menjadi muridNya. Menjadi murid Kristus memang tidak berarti
lepas dari tantangan hidup, tetapi jika kita punya pengetahuan dan menyadari
kekurangan kita dan mengandalkan Allah, maka kita tidak perlu ragu lagi, Ia
akan menolong kita dan mendammpingi kita. Karena itu, kita harus selalu siap,
baik ataupun buruk keadaan kita.
4. Melakukan
Dalam dunia pendidikan dikenal istilah
teori dan praktek, selama proses belajar dari berbagai sumber, murid-murid akan
tiba pada saat untuk mempraktekan apa yang sudah dipelajari. Yesus dalam bacaan
kita sedang mempersiapkan murid-muridnya untuk melanjutkan pelayananNya. Dan
karena itulah Ia ingin mereka sungguh-sungguh mengerti perintah-perintah Allah,
mengandalkan Allah, dan kemudian meninggalkan semua hal untuk melayani. Kita
pun saat ini diundang Yesus untuk melakukan hal yang sama. Jadi maukah kita
menerima undangan Kristus ?
Jemaat
yang dikasihi Tuhan, jika kita melakukan keempat hal tadi, percayalah bahwa
Allah sendiri akan melayakan kita masuk kedalam hidup Kekal seperti yang Ia
janjikan. Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, pendidikan formal sudah
mulai dijalankan kembali. Sebagai orang tua tentu merasa cemas tapi juga lega
karena urusan mendidik telah diambil alih oleh yang ahli, yakni para guru.
Namun, bacaan firman Tuhan mengingatkan bahwa anak-anak harus mendapat
pendidikan karakter yakni berkarakter Kristus. Jika kita menonton berita
beberapa hari ini, ada kasus yang menggemparkan karena seorang murid tega
melakukan tindakan pelecehan, pemerkosaan bahkan pembunuhan pada gurunya
sendiri, hanya karena sering dinasehati. Kasus ini menunjukan bahwa pendidikan
karakter saat ini sedang menjadi ancaman. Karena itu, penting bagi kita untuk
bersama-sama untuk menaruh perhatian pada pembentukan karakter anak-anak,
supaya mereka memiliki hidup seperti yang dikehendaki Allah. Jika kita
mengasihi anak-anak maka marilah kita memberi diri terlebih dahulu menjadi
murid Kristus, sehingga melalui kita mereka pun diajak untuk memiliki karakter
Kristus. Selamat bergabung menjadi murid
yang berkarakter Kristus, selamat menikmati hidup bersama Kristus. Tuhan
memberkati kita dengan firmanNya. Amin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar