Kamis, 09 Oktober 2025

Refleksi Harian Nini Wole November-Desember 2024

Shalom... Perjalanan refleksi harian Nini Wole sempat terhenti dibagikan di blog ini, tetapi ada beberapa refleksi yang tercatat dan semoga menjadi berkat. November 2024 14 nov. 24 Rom. 16:17-24 Berlaku bijaksana dan bersih Pengantar: ketika seseorang terlalu fokus dengan kehidupannya kadang ia merasa hilang arah dan cepat lemah serta putus asa. Namun, seringkali menganggap itu normal padahal ia sedang mengalami krisis besar dalam hidupnya. Konteks teks: Paulus mengakhiri suratnya dengan menasihati dan mengingatkan umat di Roma mengenali diri mereka sendiri. Supaya mereka tetap bijak dan bersih hidupnya. Menariknya, hal ini sering diabaikan saat orang terlalu sibuk dengan dunianya. Akhirnya menormalisasi semua hal baik bahkan yang tidak benar sekali pun. Seharusnya, Orang menjadi bijak dalam mengambil tindakan atau menentukan pilihan, dan karena itu jika dia tidak mampu dia harus melekat pada sumber hidup. Dengan demikian sekalipun pilihan yang diambil penuh resiko Ia dapat melewatinya. Refleksi: apapun pilihan yang kamu ambil ingat selalu minga petunjuk Tuhan, sekalipun kamu merasa benar. Supaya sekalipun dalam kelemahan kamu dikuatkannha. Dan hikmat selalu diberi untuk kamu menemukannya. Bahkan, Saat kamu salah jalan, Dia selalu dapat menemukanmu. 15 nov 24 1 Taw. 9:29-34 Tugas khusus dan Mulia Pengantar: Pada umumnya orang bilang jika pekerjaan dilakukan dengan baik karena orang yang melakukannya punya pasion dan dialah orang yang terpilih untuk melakukan itu. Sementara orang yang gagal dalam tugasnya dianggap sebagai orang yang salah jalan dan atau salah pilih pekerjaan. Tapi apa memang betul demikian? Konteks teks: Seluruh orang Israel di data dan dilihat potensi mereka dan catatan keluarga mereka untuk dijadikan kelompok imam Lewi. Menariknya, tidak semua orang keturuan Lewi terpilih juga, Allah sendiri memilih yang cakap yang dapat dipercaya dan yang akan setia seumur hidup di tugas yang sama. Lalu, bagaimana jika mereka gagal? Tugas Allah kepada mereka adalah tugas utama. Kata kuncinya mereka "dibebaskan" Dari tugas yang lain, artinya tidak ada alasan tidak bekerja untuk Tuhan. Dan apabila mereka melalaikan tugas, bukan sesuatu harus dipertanggungjawabkan? Jika demikian pilihan dan kepercayaan yang diberikan harus menjadi yang utama. Gagal bukan soal, sebab Allah juga tau mereka masih manusia terbatas. Refleksi: Tiap Orang punya standar hidupnya sendiri, mencapainya adalah bonus. Tetapi, bagi kamu yang terpilih untuk tugas tetap jangan lupakan pelayanan-Nya. Yang lain hanya pelengkap, tapi bukan menu utama. Jika, kepercayaan diberikan, upayakan lah dalam kesetiaan, kebenaran dan kecakapan. Ingat, kamu sudah berpotensi makanya kamu yang dipilih. 16 Nov. 24 Yoh. 10:11 Siapkah gembalaku? Pengantar: Manusia suka takut dan kurang percaya diri ketika berjumpa dengan persoalan. Merasa hilang arah dan cepat marah ketika tidak Menemukan solusi. Lalu bagaimana dia memahami gembala turut dipertanyakan. Ataukah dia tidak Mendengarkannya? Konteks teks: Yesus mengumpamakan dirinya sebagai gembala bukan untuk membuat mereka tunduk padanya. Sebab Dia tau mereka adalah bangsa yang keras kepala dan sulit mendengar. Terbukti bahwa orang justru menganggap dia gila karena berbicara tentang relasinya dengan Allah. Namun, satu yang pasti bahwa Yesus memberi harapan bahwa sebagai gembala dia tidak akan meninggalkan dombanya. Bahkan saat domba itu tersesat dicari dan ditemukannya. Atau domba itu dalam bahaya musuh dia siap memberi nyawanya. Adakah gembala lain seperti dia? Sangat tidak mungkin ditemukan. Itulah bukti kasih seorang gembala. Refleksi: Jika kamu percaya Kristus jadi gembalamu, apa pun pasti berhasil sekalipun terlihat sulit bagimu dan orang lain. Jika dia dipihakmu, kamu akan berbuat banyak hal luar biasa yang bahkan tak akan kamu sadari. Itulah gembala. Nyawanya bahkan diberikannya untuk menebus hidupmu yang berdosa. Masihkah kamu ragu kini? 19 Nov 24 Zef. 1:7a Diam dan dengarkan suara Tuhan Pengantar: Manusia biasanya akan banyak bicara jika jalan hidup yang dipilih nya diganggu orang lain. Merasa paling berhak atas hidupnya, sehingga menolak kritik dan saran serta parahnya menggunakan segala cara untuk berhasil. Konteks teks: Kebobrokan moral di Israel telah sampai di hadapan Tuhan. Seruan orang yang tertindas dan bahkan nyawa mereka telah sampai kepadaNya. Dalam murkah itu, Allah mengutus Zefanya untuk menyampaikan keadilan Allah yang akan menghukum seluruh bumi. Menariknya dalam narasi penuh ancaman di pasal ini, terdapat hanya satu ayat yang mengajak berdiam diri. Di saat dunia dikacaukan, sebaiknya berdiam diri. Apa maksudnya? Berdiam diri bukan tidak berbuat sesuatu tetapi mengajak lebih dekat pada Allah. Ketika orang menahan diri untuk bertindak dan berbicara dia akan lebih tenang, mendapatkan kekuatan baru serta mudah menemukan solusi. Inilah yang Allah kehendaki supaya mereka yang menderita diam mendengar suara keadilanNya. Refleksi: Berdiam diri itu sulit, menahan diri apa lagi. Tetapi untuk mendapatkan sesuatu yang besar di luar batas kemampuanmu, diam sejenak adalah solusi terbaik. Dalam diam di sudut ruangan dan membiarkan Dia hadir, di situlah semua pintu akan terbuka. Bahkan jalan disediakan bagimu. Pilih sekarang berisik tanpa solusi atau berdiam diri. 20 Nov. 2024 Yes. 41:8-16 Ketika Tuhan menolong si Ulat Pengantar: ketidaksetaraan adalah hal yang wajar dalam masyarakat. Tetapi diskriminasi tak boleh dianggap hal wajar bagi orang kecil dan sederhana. Itulah mengapa bagian ini menunjukkan keberpihakan Allah pada mereka yang terbatas dan tertindas. Konteks teks: Orang selalu berpikir Allah terlalu berpihak pada Israel, padahal justru Ia membenci karakter diskriminatif yang dimiliki bangsa itu. Allah hanya berpihak pada si ulat Israel yang adalah mereka yang tidak dianggap dalam masyarakat. Bahkan cenderung jadi objek kekerasan dan penindasan seumur hidupnya. Disitulah janji Allah diberikan, bahwa Dia sendiri yang akan jadi pembela. Tak ada yang akan berani terhadap si ulat. Ulat merepresentasikan kelompok kecil yang bersuara tentang keadilan dan kebenaran. Dan akibat yang ditimbulkan adalah mereka dibuang dan dihindari orang. Tetapi bagi Allah mereka inilah pemilik berkat tebusan yang Allah sudah siapkan. Refleksi: Hai ulat, tak masalah dihindari orang untuk kebenaran. Tak masalah di buang orang untuk kebaikan. Jika Tuhan memungut ulat itu percayalah pertolongan sudah datang. Tak perlu kecewa dengan keadaan, berjalan terus saja, Tuhanmu menjamin keberhasilan mu. 29 Nov. 24 Mrk. 9:38-41 Yesus itu punya siapa? Pengantar: Orang yang merasa dekat dan hidup dalam Tuhan cenderung fanatik dan menganggap Yesus hanya miliknya sendiri. Jadi jika ada orang lain yang hidup nya buruk tanpa Yesus dianggap hal biasa. Tetapi sekali saja dia menyebut nama Yesus dan sembuh dari sakit yang berat, orang fanatik ini bisa segera meninggalkan Yesus. Konteks teks: para murid merasa tersaingi ketika ada orang lain melakukan mujizat dengan nama Yesus walau tidak termasuk pengikut-Nya. Hal ini segera diketahui Yesus dan Ia menegur mereka. Bagi Yesus itu bukti keberhasilan penginjilan mereka. Ketika orang lain menjadi percaya dan bertindak dengan nama-Nya. Lalu Yesus itu milik siapa? Nah Yesus milik Orang yang percaya sungguh, sekalipun tidak tercatat berhasilnya ia mengusir setan dengan nama Yesus, tetapi mereka diajar untuk menerima bahwa kuasa Yesus terlalu besar untuk hanya kelompok mereka saja. Refleksi: Yesus sendiri bilang jangan mencegah orang mengadakan mujizat dengan nama-Nya. Kenapa? Karena dia bukan milikmu sendiri. Bukan kamu yang selalu berada dalam Bait suci yang bisa dapat kuasa-Nya Yesus, yang dipinggir jalan tanpa alas kaki pun diberkati dengan cara yang sama. Ingat siapapun yang melayani kamu karena kamu adalah murid-Nya, tidak akan hilang upahnya. DESEMBER 2024 3 des 24 Neh. 9 Perjalanan bersama Tuhan sepanjang sejarah hidupmu Pengantar: banyak orang baru bisa merefleksikan perjalanan hidupnya ketika melalui kesulitan. Tetapi biasanya segera lupa saat sudah mendapatkan jalan keluar. Demikian pun dalam hal percaya kepada Allah, orang hanya mencari dia saat ada maunya tetapi yang tetap ingat padanya dalam segala keadaan adalah manusia yang paling diberkati. Konteks teks: setelah kembali ke Yerusalem dan meliat kehancuran kota. Banyak warga israel menjadi patah hati. Kemakmuran mereka sudah hilang. Kenapa tidak tinggal saja di Babel saat semua tersedia. Namun rasa nasionalis mereka mengantarkan mereka untuk berseru kepada Allah memohon pemulihan. Menariknya dalam sepanjang pasal ini mereka menguraikan perjalanan sejarah hidup mereka yang dipimpin oleh Allah. Itu menunjukkan betapa setianya Allah memberi jalan keluar bagi umat Israel sekalipun mereka terus memberontak. Bahkan. Allah memberikan kemakmuran lebih dari bangsa lain. Segala kemakmuran ini justru menjauhkan mereka dari Allah. Pengakuan dosa ini juga menunjukan sisi yang berbeda karena yang mengaku merasa seolah segala kemalangan adalah karena perbuatan leluhur dan pemimpin mereka. Mereka adalah korban dan menjadi budak karena dosa orang tua mereka. Apa memang demikian? Pada dasarnya semua mereka menanggung penderitaan karena pilihan. Namun memang ada yang dilahirkan di waktu yang salah untuk menderita. Namun bukan berarti dia sendiri tidak bersalah. Karena tiap orang melakukan dosa dengan caranya sendiri dan sikap mereka memahami penderitaan juga adalah penilaian di mata Allah. Jadi, sekalipun kamu merasa kemalangan mu adalah akibat leluhurmu, bukankah kamu sendiri bisa mengubahnya? Allah tidak membiarkan kamu di titik terendah selamanya bukan? Justru melalui kamu, jalan keluar di buka bagi keturunanmu untuk menikmati berkat baru di masa depan. Refleksi: Kalau Aku susah dan sengsara itu bukan karena nenek moyangku, tetapi itu Anugrah dan kesempatan untuk aku merubah hidup yang biasa-biasa ini. Siapa tau, kesusahanku adalah jalan Tuhan memberi berkat besar bagi seluruh kaum keluarga ku. Jadi dari pada mengeluh sepanjang hari, bukankah lebih baik aku berusaha menikmatinya? 4 Des 2024 Kis. 18:18-23 Jika Tuhan menghendaki Pengantar: banyak orang membuat rencana sendiri karena merasa berhak atas hidupnya sendiri. Tetapi sering kali rencana tidak berjalan semestinya. Lalu bagaimana menjelaskan itu? Pada dasarnya bagi orang percaya, rencana selalu dibawah kuasa Allah. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu di bumi. Konteks teks: orang percaya di berbagai tempat pelayanan dikunjungi oleh Paulus. Menariknya ia tidak merencanakan semua perjalanan itu. Justru ia mengikuti kemana Allah membawanya untuk memberitakan Injilnya. Bahkan ketika jemaat menahannya lebih lama, dia menolak. Hanya Allah yang didengarkan. Artinya Paulus sadar bahwa Allah saja yang boleh mengatur hidupnya. Refleksi: harusnya kamu berkata, jika Allah menghendakinya maka aku akan melakukan ini dan itu. Bahkan jika Dia berkenan aku akan mendapatkan ini dan itu. Atau jika Dia belum mengijinkan Aku hanya akan menunggu sedikit lebih lama. Semuanya keputusan Tuhan, aku menjalani hidup karena anugerahNya. Minggu 8 Des 2024 Mal. 3:1-4; Luk. 1:68-79, FLP. 1:3-11, Luk. 3:1-6 Pengantar: menyambut tamu adalah bagian dari budaya sehingga membutuhkan persiapan yang matang. Apa yang disajikan adalah wajah tuan rumah yang akan dikenang oleh para tamunya. Jika keburukan yang disajikan maka kekecewaan dan penolakan yang akan dihasilkan. Lalu bagaimana jika yang datang adalah Kristus? Konteks teks: Jika Kristus datang diujikan bukan dengan penilaian biasa melainkan dengan cara yang sama di pakai tukang pandai emas dan logam (bnd.Mlk). Oleh sebab itu, kasih setia Kristus yang datang untuk mencari tuan rumah. Butuh diapresiasi dan dievaluasi terus seperi yang diusulkan Paulus bagi jemaat di Filipi. Bahkan dijelaskan bagaimana hidup yang terus dievaluasi bercermin dari pelayanan Baptisan dari Yohanes Pembaptis (bnd.Luk). Jika demikian, menunggu Tuhan datang bukan tanpa persiapan tetapi dalam keadaan siap bahkan sepenuhnya memberi diri untuk menerima dan melayani Dia. Dalam kisah Yohanes Pembaptis, menunjukan bagaimana orang-orang mulai tidak lagi setia dan hidup lurus di hadapan Tuhan. Di saat banyak penipuan dan pengaruhnya terhadap sikap hidup orang pada waktu itu. Refleksi: Bagaimana dengan kamu, apakah siap membuka pintu dan menerima Tamu Agung di ruang hatimu. Janganlah takut, janganlah lengah dan tertidur. Tetapi bersiaplah dengan sukacita berjumpa Juruselamat mu. 24 Des. 24 Zakh. 1:6-13 Kembali pulang Pengantar: orang yang pergi jauh sekali dari rumahnya biasanya hanya akan kembali jika sesuatu yang besar terjadi, entah keuntungan atau kemalangan. Tetapi pulang juga dapat berarti mengembalikan sesuatu seperti sedia kala, entah itu karakter, kebiasaan maupun sikap hidup yang benar. Konteks teks: berada jauh dari rumah di Yerusalem, orang Israel di pembuangan Babel telah terbiasa hidup dengan pengaruh bangsa itu. Mereka sebagian hidup dalam kemewahan karena berhasil menyesuaikan diri, tetapi ada pula yang hidupnya pas-pasan. Tetapi jauh di hati mereka, rumah Yerusalem, Bait suci yang hancur juga menghancurkan hati mereka. Ada kerinduan untuk pulang, dan Allah mendengarkan itu. Ia mengutus Zakharia menghibur mereka. Menjanjikan pemulihan sejati bagi rumah mereka. Apa pun kehancuran terjadi di sana. Dia siap membaharuinya. Tetapi mereka harus pulang. Bukan fisiknya, tetapi juga kesetiaan mereka harus kembali pulang pada Allah. Itulah rumah yang dinantikan semua orang percaya, ketika Allah juga ada di dalamnya. Refleksi: seseorang diajak pulang bukan untuk mencari aman, lari dari soal atau mengenang masa lalu. Justru dengan kembali pulang, dia merenungkan betapa baiknya Tuhan memelihara dirinya, sekalipun dia tidak mencerminkan kebaikan Tuhan. Jika sudah pulang, berjanjilah untuk berdiam diri di kaki Tuhan, jangan lari lagi untuk hal yang sia-sia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Run To Semester 2 at CRCS UGM- Refleksi bulan Februari 2025

Shalom, Salam damai Kristus menyertai kita semua..... Puji Tuhan, refleksi bulan Februari tahun 2025 bisa kembali hadir lagi untuk melengkap...