Shalom, Salam damai Kristus menyertai kita semua.....
Puji Tuhan, refleksi bulan Februari tahun 2025 bisa kembali hadir lagi untuk melengkapi catatan perjalanan iman kita semua. Refleksi ini mengawali perjalanan baru penulis setelah vakum sejak Agustus 2024 karena sakit yang diderita. Puji Tuhan, pemulihan itu nyata, sehingga refleksi ini bisa sampai ke hadapan pembaca sekalian. meskipun terlambat dibagikan, semoga dapat menjadi referensi bagi yang ingin memulai membaca dan memahami Firman Tuhan. selamat membaca, Tuhan kiranya memberkati kita semua. Amin
Sabtu 1 Februari 2025
Mzm. 126
Jadilah Kuat menyongsong panggilan pelayanannya
Pengantar: mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan seringkali harus berhadapan dengan persoalan yang melemahkan iman seperti tidak didukung keluarga, tidak punya fasilitas dan bahkan tidak punya siapapun yang percaya pada anda. Lebih buruknya semua kondisi ini membuat anda sendiri tidak percaya pada diri sendiri.
Konteks teks: Mazmur 126 adalah sebuah jawaban atas kondisi hilangnya kepercayaan diri karena situasi yang menekan hidup. Kata kuncinya adalah pengharapan. Ia mengajak umat untuk membayangkan betapa ajaibnya kuasa Tuhan menjawab doa-doa. Bahkan seperti mimpi Dia bisa membalikan keadaan. Jika demikian, mengapa tidak mampu bersyukur?
Poin berikut yang tak kalah penting adalah, pemulihan hanya terjadi atas kehendak Bapa, tetapi sebagai anak, mereka harus terus berjalan, sekalipun susah, sekali pun harus menangis. Mereka yang tetap menabur benih kebaikan, kesabaran, kerelaan dan kerendahan hati pasti akan tetap menuai yang terbaik.
Kuncinya tetap lakukan apa yang baik dalam pandangan Allah. Jangan bersandar pada diri sendiri sebab kamu lemah.
Refleksi: Kalau anda bermimpi di pagi hari dan merasa tidak enak hati, bayangkanlah bagaimana rasanya saat harapanmu di jawab Allah, bukankah itu juga rasanya seperti mimpi? Lalu kuncinya adalah terus berjalan, terus menabur, sekalipun harus menangis. Karena tuaianmu sudah menunggu kamu tiba di sana.
Minggu 2 Februari 2025
Yer. 1:4-10, luk. 4:17-30
Gong shi Fa chai
Pengantar: pohon keberuntungan ada 4 tipe angpau, mengecewakan, rata2, agak istimewa dan luar biasa istimewa. Ini sama dengan 4 macam kualitas orang. Kira-kira kamu yang mana?
Konteks teks:
Allah memberi angpau dengan paket yang lengkap.
Luk. 4:18 menyaksikan bahwa Yesus adalah angpau paling istimewa yang diberikan Allah kepada manusia. Jadi kalau terima Yesus, berarti terima seluruh paket keselamatan yang Allah tawarkan.
Luk. 4:19 menyaksikan bagaimana Yesus mengalami dan mengajak orang-orang untuk menikmati rahmat Allah.
Luk. 4:29-30 menyaksikan bagaimana mereka merendahkan Yesus. Itu tanda sifat kekanak-kanakan orang Nazaret yang tidak mengakui seorang nabi di tanah kelahirannya. Belajar dari janda di sarfat, kalau memberi baru bisa menerima. Tapi bagaimana kalau pemberian itu tidak diterima apakah berkat itu bisa anda terima?
Kisah ini menunjukan bagaimana Yesus mengutus tiap orang untuk mengabarkan kabar baik. Berikanlah perhatian dan jadilah peka pada kebutuhan orang disekitar hidupmu. Supaya jangan anda sendiri yang mengalami Allah.
Refleksi: Karena kamu sudah menerima angpau paket lengkap dari Allah, Maukah kamu menjadi angpau nya Tuhan.. Jangan berpikir kekanak-kanakan lagi. Sekalipun kamu ditolak kaum keluarga mu, orang yang paling kamu kasihi, seluruh orang disekitar mu, Tuhan dipihak mu. Kamu tidak akan takut bahaya. Teruslah jadi angpau yang istimewa isinya dan rendah hati tampilan luarnya.
Rabu 5 feb. 25
Yes. 29:16b
Pengantar: Orang yang sudah berhasil mendapatkan apa yang ia cari cenderung lupa siapa yang membantunya. Apalagi jika dia dikuasai keserakahan. Pada akhirnya, hanya kemalangan yang dapat menyadarkan dia kembali atas hal-hal yang tidak dapat dikendalikan.
Konteks teks: Nabi Yesaya menyampaikan nubuat terhadap Israel yang hidupnya dalam kemunafikan. Ibadah dianggap sebagai ritual keseharian tetapi menganggap remeh kasih karunia Allah. Merasa lebih besar dari pemiliknya yang adalah Allah mereka.
Sikap demikian adalah awal pemberontakan.. Orang menjadi mudah marah jika keinginan tidak tercapai dan segera bersikap arogan pada mereka yang berhasil dalam hidupnya.
Lalu, dengan mudahnya mereka merekayasa kemalangan bagi sesamanya.
Refleksi: Ingatlah ini, dapatkah sebuah bejana memerintahkan Pembuatnya melakukan kehendaknya ? Bukankah yang paling tau ukuran, model dan ketahanan bejana adalah Dia yang membentuknya? Serahkanlah kuatirmu, jangan mengatur Pemilik mu. Apa yang ditetapkan-Nya adalah terbaik bagimu. Lihatlah, betapa sampai saat ini kamu selalu dijagai-Nya.
Kamis 6 feb. 2025
Luk 6:1-5
Mengutamakan pelayanan Injil
Pengantar: orang seringkali sungkan memberitakan injil karena terbentur budaya dan keyakinan atau struktur sosial yang ada. Padahal itu seharusnya dilakukan karena kebenaran.
Konteks teks: mengikuti hukum Taurat adalah bagian dari budaya Yahudi yang dipegang erat. Tetapi nilai kemanusiaan yang ditekankan Yesus.. Saat orang lain membutuhkan jangan sampai kepekaan terhalang aturan, sistem dan kuasa.
Refleksi: Jika kamu anak Allah seharusnya kamu juga punya belas kasihan yang sama kepada semua orang. Semoga tidak ada alasan kamu tidak mau melakukannya atau menangguhkan nya. Ingatlah sebagai gambar Allah, kamu wajib menolong gambar Allah yang lain. Jangan takut dan patah hati, Tuhan menyertai setiap perbuatan baik..
Jumat 7 feb 2025
2 Raj. 14:1-6
Bertanggungjawab atas hidupmu
Pengantar: Tiap orang percaya melakukan apa yang dikehendakinya sendiri namun banyak yang belum siap bertanggungjawab atas hasil yang ditimbulkan.
Konteks teks: Amazia raja Yehuda dipilih Allah untuk menyatakan keadilan bagi para pemberontak yang membunuh Yoas ayahnya. Menariknya tidak semua keturunan dibinasakan hanya mereka yang melakukan kejahatan. Artinya jelas bahwa tiap perbuatan jahat akan ada akibatnya.
Dalam teks ini tidak disebutkan bagaimana perasaan Amazia sebagai anak korban pembunuhan. Tetapi dapat diduga bahwa ia tentu ingin melenyapkan semua kaum pemberontak dan keturunan mereka. Namun, keadilan Allah dinyatakan disini.
Sekalipun ia yang dipilih sebagai alat, ia tidak punya kuasa untuk melakukan keinginannya. Pada akhirnya, tiap kesalahan maupun kebaikan adalah tanggung jawab setiap orang.
Refleksi: Kalau kami dilukai, pasti kamu ingin pelakunya menerima hal yang sama. Tetapi bagaimana jika kamu dipilih untuk menghukum mereka, masihkah keadilan yang jadi dasarnya ? Lalu apakah kamu mampu memilih mengampuni daripada membalas mereka ? Sekalipun tiap orang pantas bertanggungjawab atas pilihannya, ingat bukan otoritas mu menghakimi orang lain.
Sabtu, 8 Feb 2025
Ams. 3:1-4
Cari Tuhan dan ingat selalu
Pengantar: Semakin seseorang belajar semakin rasa ingin tahunya bertambah besar. Tetapi berbeda dengan belajar tentang Allah dan kebenarannya. Semakin tahu semakin rasa kurang. Tetapi kerinduan mencari Tuhan bisa saja berkurang juga karena manusia mau mendominasi.
Pengantar: nasihat dalam pasal 3 kitab Amsal ini sangat beragam tetapi umumnya mengajak anak muda mencari Tuhan. Wujud Tuhan adalah kasih dan hikmat. Orang yang memilikinya pasti berbahagia asal dia menyimpan itu dan tidak melupakannya.
Menariknya semakin menemukan Tuhan, kasih yang diterima makin besar. Mengajak mereka rendah hati dan siap memberi juga. Jika ego makin besar saat menerima banyak dari Tuhan itulah tanda kehilangan kehormatan dari Allah dan manusia (bnd.ay.4).
Jadi jika kasih tidak ditunjukkan, hikmat pasti tidak diberikan. Tentu, kehormatan hilang dan percuma memiliki segala materi.
Refleksi: Hanya yang murah hati, siap rugi dan kalah yang punya Kasih besar untuk orang lain. Jika masih mengincar kehormatan dan nama besar, status dan kuasa sudah pasti hikmat dijauhkan-Nya. Mencapai puncak cepat sekali, tetapi cepat pula masa berjayanya. Cari Tuhan dan simpanlah hikmat itu dalam hati, tunjukan kasih tidak sama dengan menggurui.
Minggu 9 Febuari 2025
Pdt . Hendrikus Agus Raharjo
GKI Gejayan
Bersama Tuhan kerja tidak sia-sia
1 kor. 15:6-11, Luk. 5:1-11
Pengantar: melakukan pekerjaan yang sia-sia seperti bermain game. Menang dan kalah sama saja tidak memberi benefit justru menambah stress jika kecanduan dan kalah.
Konteks teks: pekerjaan Simon Petrus menjadi sia-sia karena tidak dilakukan bersama Allah.
ay.5 sepanjang malam bekerja tapi tidak mendapat apa-apa. Padahal kemampuan sebagai nelayan sudah mumpuni.
ay. 6 justru bersama Tuhan mujizat hingga Jala itu koyak.
Ay. 5, 8 mujizat menghasilkan pengenalan akan Tuhan. Simon menyebut Guru kepada Yesus berubah jadi Tuhan.
Ay. 10 yang dikerjakan jadi kesaksian bagi dirinya dan orang lain.
Refleksi: camkanlah ini sampai kapan pun anda tidak mampu mengenal Tuhan 100 %. Tapi semakin kenal Tuhan, semakin tahu mana yang Dia suka dan mana yang tidak. Jika kamu terlanjur melakukan yang Dia tidak suka pasti tidak sejahtera. Jadi, pastikan orang melihat Kristus dalam apa pun yang kamu kerjakan. Supaya pekerjaan itu tidak menjadi sia-sia.
Senin 10 feb 2025
Yeh. 17:22-24
Tuhan membalikan keadaan.
Pengantar: Orang tidak kenal Tuhan katanya lebih cepat sukses dari yang mencari Tuhan. Tapi bagaimana itu disebut adil jika mereka hidup seenaknya?
Konteks teks:
Zedekia menunjukan karakter yang menyebalkan bagi bangsa Yehuda. Sebagai raja boneka dia memerintah seenaknya asal Dia selamat. Bahkan bangsanya tidak diperjuangkan lagi. Menariknya sikap ini mengantarkan dia pada hukuman Allah.
Sekalipun Zedekia berkuasa saat ini.. Dia tidak lebih dari Pohon aras tua yang akan dipatahkan dan diambil pucuknya untuk ditanam jadi pohon yang baru. Mengapa tidak mengambil benih pohon yang baru.?
Allah pada hakikatnya sangat setia. Raja Israel tetap dari keturunan Daud. Sehingga sekalipun ada mereka yang memberontak Allah dapat membentuknya kembali dalam rencana Nya.
Inilah tanda bahwa Ia dapat membalikan keadaan. Memberontak jadi taat, angkuh jadi rendah hati, malas jadi lebih rajin, tidak peduli jadi lebih peka.
Refleksi: Dari pohon yang sama yang buahnya tidak baik, dipatahkan pucuknya untuk ditanam di gunung yang baru. Selalu ada harapan untuk sebuah pertobatan, penyesalan dan perubahan dalam hidup. Tinggal bagaimana orang menyikapinya. Jika anda datang dengan penyesalan tidak mungkin anda tidak dibaharui.
Selasa 11 Februari 2025
Hos. 6:6
Apa yang menyenangkan hati Tuhan?
Pengantar: Orang yang punya materi merasa harus memberi hartanya, orang yang tidak punya materi merasa harus meluangkan waktunya, tetapi apa sesungguhnya yang dapat menyenangkan Tuhan?
Konteks teks: bagian ayat ini ditujukan bagi suku Efraim anak bungsu kesayangan Yakub yang kaya. Mereka memberi yang terbaik kepada Tuhan, tetapi tidak dengan hatinya. Apa yang berkilau dan manis itu diberi dengan tidak rela hati bahkan jauh lebih percaya kepada Baal daripada Allah. Jika kepada Baal. Mereka mempersembahkan hidup anak-anak mereka, melukai tubuh mereka sendiri tetapi bagi Allah mereka menangguhkan nya kepada hewan kurban dan hanya jadi simbol kekayaan dan kemegahan.
Lalu apakah Allah juga ingin mereka menyerahkan nyawa seperti Baal? tentu saja jawabannya adalah Tidak. Justru Allah membencinya. Allah lebih suka Kasih setia, mengenal Tuhan daripada kurban bakaran yang berlimpah. Apa artinya? Jika mereka terus mencari Dia dan mau mengenal Dia mereka tidak akan berperilaku sebagai Januari kejam yang mengorbankan anak-anak mereka kepada Baal. Mereka pasti penuh rasa kasih sayang, peka pada sesama dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Refleksi: Apa yang buat Hati Tuhan senang? Bukan uangmu, nama besarmu, waktumu, tetapi kerelaan hatimu untuk mengenal dia lalu berbuat kasih dengan setia. Ingat dengan setia artinya dalam segala keadaan. Siapa pun mereka, Dia tidak membanding-bandingkan orang.
Rabu 12 Feb 2025
Dan. 4:34-37
Apa yang membuat berhasil?
Pengantar: Kekayaan, kuasa, status sosial, koneksi, nama dan lain sebagainya merupakan syarat syarat yang diakui dapat membuat seseorang berhasil dalam usahanya. Tetapi faktanya tidak semua bertahan lama, bahkan banyak pula yang tidak berhasil. Jadi apa yang buat manusia bisa berhasil?
Konteks Teks: bagian kitab ini merupakan sebuah kesaksian yang disampaikan Nebukadnezar tentang bagaimana keadaan jika kehilangan akal budi. Maksudnya bukan akal budi dalam arti pengetahuan dunia tetapi hikmat yang dari Raja sorgawi yaitu Allah. Sekalipun dia bukan penganut agama Yahwis tetapi kesaksiannya di ay. 37 menunjukkan iman kepada-Nya.
Lalu apakah syarat nya berhasil menurut Nebukadnezar? Tentu syaratnya hanya satu yaitu akal budi. Jika punya itu semua hal akan datang padanya, kemuliaan dan kemakmuran yang dua kali lebih besar saat dia mengandalkan dirinya sendiri.
Bagaimana cara mendapatkan akal budi? Pada dasarnya itu tidak dapat dipelajari, hanya otoritas Sang Pemberi akal budi yang mampu membuat seseorang dapat memiliki nya. Jadi, tidak ada cara lain selain meminta padanya, mencari dia dengan setia. Ingatkah bahwa mereka yang mencari Dia dengan iman dan harapan tidak pernah dikecewakan.
Refleksi: Waktu dalam kebodohan banyak hal mulia dan besar yang gagal kamu bagikan. Bukannya kamu tidak mampu, hanya kamu tidak setia mencari Tuhan. Jangan datang saat menderita saja, datang juga saat bahagia supaya bertambah sukacitamu. Semoga ketaatan dan kerendahan hati mencari Dia menghasilkan pengenalan tentang-Nya dan menambah hikmat bagimu.
13 feb 2025
Kis. 16:1-3
Merangkul teman se pelayanan
Konteks teks: Paulus menunjukan sebuah teladan yang baik, ketika berjumpa dengan Timotius dia tahu bahwa anak itu harus dipenuhi dengan hikmat. Ia tahu bahwa ada potensi dalam dirinya. Sekalipun ayahnya Yunani, tidak berarti dia tidak layak. Ia hanya harus dibimbing agar dapat dipercaya.
Menariknya Paulus mempersiapkan itu, ada kerelaan berbagi miliknya, hikmat Allah dan. Meterainya yaitu sunat itu sebagai tanda. Dan demikian Dia mengajar untuk memenuhi ember dari Timotius baru mengisi embernya sendiri.
Bukankah itu kemurahan hati yang besar? Pelan-pelan saja tapi berproses bersama Tuhan dengan juga peduli pada orang disekitar demi tujuan pelayanan.
Refleksi: 14Sekalipun memiliki segalanya karena melayani Tuhan, Paulus sadar bahwa dia harus punya hati yang besar untuk mempersiapkan orang lain sebagai gantinya. Baginya mengisi air hidup pada ember orang yang berpotensi itu penting, menunjukan kasih itu bukti nyata pemeliharaan Tuhan. Bukankah, ketika dia mau berbagi maka embernya sendiri diisi Allah sampai penuh ? Jika bersinar jangan sendirian usahakan mereka juga mendapat cahayanya.
14 feb 2025
Bagaimana dengan tugas mu?
Pengantar: tiap orang pasti paling tidak menguasai satu keterampilan. Tetapi tidak selalu sempurna. Lalu bagaimana mereka mempertanggungjawabkan itu pada pekerjaan mereka ?
Konteks teks: Daud membagi orang Lewi yang sudah cakap dalam tugas yang mereka kuasai. Sekalipun mereka semuanya mengurusi rumah Allah tetapi secara spesifik diberikan tanggung jawab berbeda. Memang mungkin agar mereka tidak saling menunggu saat bekerja, mudah dikendalikan dan diatur tetapi ada tanggung jawab berdasarkan profesionalitas mereka. Yang menjaga pintu gerbang adalah yang siap mati jika ada musuh datang, yang menjadi pengawas dan hakim harus adil dan tidak memihak siapapun. Dan yang bertugas menyanyi tentu selalu siap dalam segala keadaan dan menjaga segala peralatan yang digunakan.
Dengan demikian.. Tiap orang dengan sendirinya berlatih dan berproses supaya mereka dapat menguasai pekerjaan mereka. Hari demi hari mereka semakin mahir sekalipun tidak sempurna.
Refleksi: Adakalanya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu yang baik begitu lama. Adakalanya sesuatu harus dikorbankan karena waktu itu, tetapi bolehkah lihat lebih jauh, bukankah tiap waktu berganti kamu semakin mengenal siapa dirimu di hadapan Tuhan? Bukan siapa-siapa tapi bisa berbuat apa-apa yang Dia siapkan. Jadi, bertekunlah dan terus belajar.
15 Feb 2025
Mat. 5:33-37
Jadi apa adanya
Pengantar: budaya sungkan kadang membuat orang tidak original, bermuka dua, bahkan dianggap munafik. Sekalipun berbohong dengan tujuan baik, pada akhirnya salah juga. Apalagi jika ditambah dengan sumpah, dianggap mengundang bencana untuk diri sendiri.
Konteks teks: orang Yahudi mengakui sumpah adalah sebagai jalan untuk menunjukkan kebenaran tertinggi. Saat bersumpah menggunakan langit atau bumi bahkan kota Yerusalem yang jadi pusat iman mereka. Namun, Yesus justru melarang mereka bersumpah dan menyatakan apa adanya. Semua yang terjadi, benar atau salah, baik atau jahat adalah sebuah keharusan untuk diutarakan tanpa dibumbui sumpah apa pun. Sebab Ia menekankan semua yang berlebihan/dilebih-lebihkan dalam sumpah itu justru datang dari si Jahat.
Apa artinya? Sumpah mengundang malapetaka. Sekali bersumpah palsu akan berulang bersumpah palsu. Dan kata adalah doa yang mencelakakan.
Refleksi: Tidak perlu membuktikan kebenaran, keberhasilan, dan ketulusan apalagi dengan bersumpah, jika benar biarkan kebenaran itu nampak, jika salah biarkan juga keadilan itu nampak. Lakukanlah dengan apa adanya dirimu, afirmasi dan apresiasi itu bonus.
Minggu, 16 Feb 2025
GKJ Sarimulyo
Pdt. Gunawan Adi Prabowo
Di berkatilah orang yang mengandalkan Tuhan
Luk. 6: 17-26
Pengantar: "lebih baik kena hujan batu di negeri sendiri Daripada hujan emas di negeri orang lain" Merupakan sebuah filosofi untuk mencintai negeri sendiri. Tetapi sekarang orang lebih suka kabur aja dulu, karena negeri ini sedang tidak baik-baik saja.
Konteks teks:
Ay. 17-19 keadaan yang lebih baik ditunjukan saat orang banyak datang untuk mencari kesembuhan. Hidup yang lebih baik adalah saat punya kesehatan dan bahagia.
Hidup yang lebih baik bukan berarti terus kaya, sehat, bahagia dan tertawa bahkan menerima pujian, tetapi memaknai kehidupan dan mendasarinya dengan andalkan Tuhan.
Peringatan Tuhan diberikan kepada mereka yang punya semuanya, supaya berhati-hati. Bahkan mereka yang tak punya pun dihimbau untuk tetap Percaya bahwa mereka pun punya kebahagiaan dari Allah.
Ay. 20 yakinlah ada pengharapan yang disiapkan bagi semua orang yang harus menanggung derita karena kebenaran.
Refleksi: Di berkatilah orang yang tidak punya, karena ada harapan yang jauh lebih besar baginya untuk memiliki segala sesuatu. Jadi, bertahanlah dalam kesesakan, jangan lari dulu, tinggalah sebentar lagi, Tuhan sedang memberkati usahamu.
Selasa 20 Feb 2025
Luk. 8:4-15
Tekun sampai berbuah
Pengantar: petani tahu bahwa hasil kebunnya hanya akan berhasil kalau dia terus merawat dan mengikuti perkembangan tanamannya.Lalu bagaimana dengan hidup yang berbuah?
Konteks teks: Perumpamaan tentang menabur benih adalah contoh nyata orang percaya dalam menghasilkan buah. Faktanya, sekalipun semua orang menerima yang benar, tidak semua orang mampu menjadi buah. Banyak orang justru kehilangan yang benar itu karena egonya, khawatir, dan karena segala sesuatu yang ia miliki. Jadi sekarang, yang terpenting bagi Yesus adalah, bagaimana memiliki semuanya tanpa kehilangan kebenaran supaya bisa menghasilkan buah.
Buah yang sejati bukan untuk diberi kepada orang lain saja, tetapi terutama buah itu memberi dampak pada pohonnya.
Dengan demikian, orang yang bisa mencapai itu hanya yang tekun. Jika ia terombang-ambing oleh dunia, ia tak akan pernah berbuah. Kalau pun berbuah buahnya asam, tidak banyak, bahkan busuk.
Refleksi: Sepertinya yang aku miliki hanya satu, yaitu keyakinan bahwa Yang Maha Besar itu memberkati mereka yang tekun. Tapi belum dapat dipastikan setekun apa aku mencari Dia yang benar. Supaya bisa berdampak dan buahnya manis, hanya belajar bertekun yang bisa dilakukan saat ini. Semoga ketekunan tidak cepat memudar karena situasi dan tidak cepat patah karena cuaca. Justru semakin tidak punya semuanya, memiliki ketekunan mendatangkan segalanya.
Rabu 19 feb. 2025
Ayb. 33
Ketika Tuhan bicara lewat cara yang tidak biasa
Pengantar: Orang selalu berpikir bahwa di jaman modern berbicara dengan Tuhan hanya lewat doa. Tapi apa benar Tuhan tidak punya cara lain untuk menyatakan diri?
Konteks teks: Dalam penderitaan, Ayub merasa perlu untuk bertanya mengapa Allah belum berbicara dengan dia. Konsep Ayub pada waktu itu adalah ketika Allah dapat menjawabnya secara langsung.
Sikap diam Allah memang tidak dapat di selami manusia, tetapi menarik bahwa Ia juga bicara lewat cara lain. Mimpi adalah petunjuk ungkap Elihu sahabat Ayub. Tetapi juga nasihat teman sebagai cara Allah membagi hikmat. Namun, sering kali ego membuat seseorang bisa menolak hikmat.
Jadi mimpi pun dapat memberi petunjuk untuk memperingati dan memberi solusi. Untuk tetap menaruh percaya kepada yang memberi hikmat.
Refleksi: Yang Maha Tinggi pada dasarnya tidak selalu bersantai di tahtanya. Dia justru menjumpai apa yang dibuat-Nya. Jika kata-katanya belum terdengar, bukan berarti Dia diam saja. Coba selidiki dirimu, bukankah selalu ada pertanda kasih setia-Nya? Jadilah peka, sesuatu yang baik tidak harus selalu manis.
Kamis 20 feb 2025
Mzm. 16:7-11
Tuhan menunjukan wajah lewat nasihat dan teguran
Pengantar: pada dasarnya orang tidak suka di nasihati, banyak mempertimbangkan status, latar belakang pendidikan, dan usia orang yang menasihati. Ego untuk mendengar juga karena ingin menjaga posisinya bahwa mereka juga punya persepsi demikian. Lalu haruskah Tuhan Allah sendiri datang dan menegur kesalahan dan memberi solusi baginya?
Konteks teks:
Bagian Kedua dari Mazmur 16 beralih dari doa permohonan di ayat 1-6 menjadi sebuah pengakuan iman. Penulis Sadar bahwa karena Tuhan selalu menjumpai dia dengan nasihat maka ia dapat hidup terus berbuah. Keadaannya aman sekalipun ada cobaan. Justru Ia mampu menemukan solusi untuk persoalan dan mengetahui jalan terbaik bagi hidupnya.
Ia tahu bahwa Allah di pihaknya, maka ia bersukacita untuk menerima nasihat. Bahkan saat ia tidak menginginkannya. Ia sadar bahwa semakin mendengar nasihat justru iman bertumbuh dan hikmat bertambah.
Refleksi: Dengarlah Tuhan bicara, mungkin sekarang lewat anak kecil, mungkin lewat orang sakit mental, mungkin lewat alam yang rusak, mungkin lewat bencana atau sakit penyakit. Semoga beroleh hikmat dari segala keadaan dan bertumbuh iman saat mau mendengar nasihat. Siapa dia tidak penting, mengucap syukurlah, karena dari mereka itulah yang melatih kakimu lebih kuat melangkah.
Jumat 21 feb 2025
Yoh. 18:25-27
Waktu Kelemahan
Pengantar: cerita Petrus menyangkal Yesus adalah suatu cerita yang selalu membangkitkan kekecewaan. Orang selalu menyalahkan dia, sebagai yang katanya setia tapi berkhianat juga. Lalu, bagaimana menjelaskan kelemahan saat itu terjadi begitu tiba-tiba?
Konteks teks: Petrus memang siap mati untuk Tuhan. Imannya tidak main-main. Tapi berhadapan dengan pasukan Romawi yang kejam, seketika nyali itu hilang. Waktu kelemahan Petrus menjadi catatan yang menganggap dia tidak layak bagi pekabaran injil.
Bagaimana menjelaskan kelemahan ini?
Sebenarnya tindakan Petrus adalah mewakili semua orang pengikut Yesus yang juga segera lari meninggalkan dia. Petrus adalah representasi manusia yang punya kelemahan. Ada batas setia, ada batas percaya, bahkan ada batas dalam kemanusiaan.
Apakah Petrus bersalah dan pantas dihukum?
Pada dasarnya hukuman bukan hak manusia, justru Allah sendiri tidak menghukum Petrus sama sekali. Menariknya tatapan Yesus kepada Petrus mengingatkan Petrus akan pengakuannya. Itulah perasaan bersalah yang paling besar bagi Petrus dan yang mengubah hidupnya kemudian.
Dengan demikian, cikal bakal Petrus yang setia dimulai dari kelemahan itu. Tuhan mengubah kelemahan itu dan membuat dia siap jadi pelayan yang tidak takut mati. Sekalipun pada akhirnya dia harus juga disalib seperti Yesus. Dia menunjukan teladan paling luar biasa. Dengan meminta salib itu dibalik ke tanah.
Refleksi: Petrus memang menyangkal Yesus, tapi kelemahan itu menjadi titik balik yang besar ketika dia juga menerima salib untuk menyampaikan Injil. Orang yang belum pernah merasakan dekat kematian, tidak akan siap melayani dan berkorban. Jadi, kelemahan apa pun bukan alasan untuk dihakimi, sebab siapa yang dipilih-Nya, diperlengkapi untuk tugas yang mulia


