Kamis, 05 Oktober 2023

First month Hope In Bandung



Aku bersyukur tak henti kepada Allah, karena Dia masih mau berbicara setiap hari bahkan setiap kali aku menjumpai Dia dalam tulisan penuh hikmat, yaitu Alkitab. Merenungkan betapa baiknya Tuhan memberikan kesempatan belajar di Bandung, hanya bisa diutarakan dengan terus belajar pula mengenal Dia dari firmanNya.  Untuk itu, tulisan ini adalah sebuah catatan berharga saat Aku bisa menjumpai Dia dalam cara berbeda tiap harinya. Selamat berjumpa dengan Tuhan, semoga menjadi berkat. 😇 

Senin 4 Sept. 23

Yer. 48:40-47

Hukuman : Pengajaran untuk Pemulihan

Konteks teks: Sebagai salah satu bangsa di zaman pemerintahan Babel, bangsa Moab menjadi incaran untuk dikuasai. Dominasi Babel yang kuat, nampaknya tidak terjadi secara mandiri tetapi karena campur tangan Allah. Dilambangkan sebagai Rajawali, Nebukadnesar melahap habis penduduk Moab yang sombong kepada Tuhan. Namun, penghukuman ini bukan semata-mata karena Allah membela umat-Nya Israel, tetapi Ia terlebih mengasihi Moab dan mengantar mereka pada pengajaran dan pemulihan. 

Refleksi: Orang sering lebih cepat kecewa jika kekasihnya melukainya. Mengapa bukan orang lain saja, kenapa harus orang terdekat yang membuat marah, kecewa dan sedih. Namun, ingatlah bahwa Kasih sayang tanpa teguran bukanlah bukti cinta. Sama seperti Allah, Dia memang penuh kasih dan Pemaaf, tetapi Dia juga menegur dan menghukum untuk mengajar. Namun dalam ajaran itu, Dia juga memeluk untuk memulihkan kamu. Untuk itu, jika amarah dan pelukan orang terkasih tidak lagi hangat, mungkin karena kamu sudah tidak lagi mau menerima pengajaran dan pemulihan. 

Selasa 5 Sept 23

Ay. 37:14-16

Pandang karya tangan Allah.

Konteks teks: Ayub yang mengeluh karena beratnya pergumulan penyakit nya diajarkan untuk melihat bagaimana Allah mengatur alam semesta dan segala isinya. Menariknya dalam kesulitan itu, Allah mengingatkan untuk diam dan memandang segala perbuatannya. Memang tidak mudah menerima segala pergumulan yang berat. Tapi mengakui kekuasaan Allah sebenarnya adalah cara mengurangi beban yang berat itu.

Refleksi: bagaimana keluar dari situasi dan pergumulan berat yang terlihat tidak ada jalan keluarnya? Pandanglah kepada Allah. Lihat bagaimana Ia bekerja. Persoalanmu hanya masalah kecil baginya. Karena itu jangan sungkan dan khawatir untuk memberi Dia kendali untuk mengatur hidupmu. Di dalam Tuhan segala sesuatu akan menjadi lebih muda. 

Rabu, 6 sept 23

Pengkhotbah 11:1-6

Peluang kecil, Bisa selalu berhasil

Konteks teks: penulis memberikan gambaran kelemahan manusia yang sering kali gagal karena khawatir melangkah. Takut gagal adalah sebuah virus mematikan yang bisa membuat sebuah keberhasilan tertunda. Orang yang cerdas paling sering mengalaminya. Mereka tidak mengandalkan Allah sehingga sering kali tidak berhasil dalam hidupnya. Suka membandingkan diri dengan kehidupan orang lain. Padahal garis tangannya sudah berbeda. Untuk itu, penulis mengingatkan untuk lakukan semua hal dengan sungguh sungguh entah berhasil atau tidak tetap bekerja keras.

Refleksi: Mengukur peluang suatu usaha dan pekerjaan memang wajar. Tetapi jangan karena ukuran itu, kamu justru khawatir dan takut melangkah. Garis tanganmu mungkin belum jelas bagimu, tapi itu sangat jelas bagi Yang Menggariskannya. Jadi, lakukanlah apa yang menjadi keinginan hatimu dengan sungguh sungguh. Entah itu berhasil atau tidak tetap andalkan Dia yang Menggariskannya. Tidak mungkin kamu tidak menemukan buah tanganNya itu dalam hidupmu. 

Kamis 7 sept 23

Mrk. 3:7-12

Teladan Kristus: Rendah hati

Konteks teks: Sebagai Anak Allah, mujizat yang dilakukan Yesus membuka banyak orang dipulihkan dan setan pun mengakui itu. Namun, Yesus justru tidak sombong, tidak merasa hebat dan mengharapkan status sosial. Ia mau orang percaya bukan karena melihat mujizat saja, Yesus mau mereka melihat Bapa melalui pekerjaanNya. Jika demikian, Yesus tidak memandang imbalan yang disediakan dunia, tetapi yang utama menjalankan misi Allah. 

Refleksi: Ini bukan Misi pribadi mu, tetapi ini Misi Allah. Jangan angkuh saat bekerja di ladang Tuhan. Jangan cepat puas dengan pujian manusia, bahkan ingat setan pun bisa ikut memberi pujian. Tetapi rendahkanlah dirimu dihadapan Allah dan juga manusia. Ingat tujuan dari Pekerjaan Tuhan itu harus memberi damai dan bukan untuk mendongkrak popularitas orang yang memberitakannya. 

Jumat 8 sept 23

Mzm.90:1-10

Bersyukurlah untuk segala sesuatu

Konteks teks: Pemazmur mengagungkan kemuliaan Allah dan membandingkan dengan kefanaan manusia. Dalam arti tidak ada lagi tempat lain untuk bersembunyi atau sekedar mengangkat diri. Sebab Tuhan memelihara dengan sangat baik. Tetapi manusia ada batasannya. Untuk itu, dalam masa hidup yang singkat, seharusnya setiap manusia menaruh harapannya kepada Tuhan. Dan terus mengucap syukur bahwa hanya Allah yang akan menjadi tempat berlindung paling aman..

Refleksi: Tindakan kemanusiaan apa pun adalah baik untuk dilakukan selagi anda Masi punya waktu. Tidak ada yang tau apa yang terjadi satu detik di depannya. Jadi jika Tuhan berkuasa memberi kamu waktu untuk bekerja, lakukanlah yang terbaik sebagaimana kamu selalu menerima yang terbaik dari Tuhan. Jangan takut kekurangan, walaupun setiap kali kamu memberi kedua tanganmu yang penuh bisa kosong, tapi itu terjadi supaya dari tanganmu itu juga bisa menerima sesuatu yang baru dari Allah. 

Rabu 13 sept 23

Daniel 12:1&10

Sabar sambil bertekun

Kontek teks: Daniel menerima sebuah penglihatan dari Allah mengenai sebuah masa depan yang menjadi akhir dari dunia. Menariknya, ditunjukan seolah-olah kejahatan menang atas orang-orang kecil yang percaya kepada Allah. Namun, Allah tetap setia bagi mereka dan Ia sudah menulis nama mereka. Dan nama itulah kelompok yang akan terluput (ay.1). Dikatakan lagi, banyak orang mengalami ujian supaya dimurnikan, yang fasik akan tetap memilih jadi fasik, tapi yang bijak akan memahaminya meski sulit. Artinya jelas bahwa, tidak ada pilihan lari dari persoalan. Tapi Allah menawarkan perlindungan. 

Refleksi: Apakah kamu yakin namamu tertulis dalam kitab? Bertekunlah dalam doa. Jadilah bijak, belajar dari Allah dengan sabar. Karena semua orang mengalami ujian supaya ia dimurnikan. Tetapi jika kamu bijak, kamu akan menjadi kelompok yang terluput. Sebagaimana rencana Allah yang adalah damai sejahtera. Maka tentunya kamu akan menerima berkat perlindungan itu jika kamu tidak menjadi putus asa. 

Kamis 14 sept. 23

Roma 15:1-6

Cara hidup merangkul

Konteks teks: Paulus menasihati jemaat di Roma untuk menjaga perilaku hidup bersama. Meskipun ada perbedaan status sosial dan sebagainya tidak boleh ada yang mendominasi dan menindas yang lain. Justru kelebihan itu dipakai untuk menolong mereka yang lemah. Dengan demikian setiap orang diajak mengikuti teladan Kristus yang siap menanggung beban manusia. 

Refleksi: Hidup bersosial memang tidak mudah, jika ego tetap melekat dalam diri. Ingatlah, di mana kamu ditempatkan ada rencana Allah dalam dirimu. Supaya kamu jadi berkat bagi sesama. Ulurkan tanganmu dan bantulah mereka dengan ketulusan. Sebab semua teladan Kristus yang kau baca adalah pelajaran hidup berharga bagimu. Supaya di mana kamu berpijak, terangmu semakin kuat menyinari sesama. 

Jumat 15 sept 23

Yer. 2:6 &8 

Pentingnya bertanya pada Tuhan

Konteks teks: rasa ego dan sombong Israel melukai hati Tuhan. Mereka yang sebelumnya adalah anak kesayangan tidak lagi dekat dengan sang Bapa. Mereka juga tidak lagi meminta petunjuk dan ijin dari Bapa. Justru semua mereka lakukan setelah mereka menerima segala yang baik di tanah perjanjian. Sikap buruk ini bagi Allah lebih menyakitkan saat para imam yang adalah pemimpin umat juga melakukan hal yang sama. Mereka mengikuti kepentingan mereka sendiri tidak lagi bertanya pada Allah. 

Refleksi: Lalu seberapa pentingkah bertanya pada Allah? Bukankah Dia pemilik dunia dan yang tau segala sesuatu. Apakah kamu hidup atau mati hari ini, bukankah Dia penentunya? Jika kamu bisa bertanya hanya sekedar basa basi dengan orang baru, kenapa kepada Dia yang sejak lama bersamamu tidak kau sapa setiap hari? Dari pagi matamu terbuka sampai malam pun, Dia menunggu cerita konyol mu hari ini. Jika Tuhan saja rindu, mengapa kamu tidak mampu meluangkan waktu hanya 5 menit untuk berdoa? Selamat berefleksi 😇

Minggu 17 sept 23

Kej. 50:15-21 & Rm. 14:1-12, Mt. 18:21-35

Mengampuni tanpa batas

Pengantar: Banyak orang punya standar mengampuni dan untuk luka fisik lebih muda dibandingkan luka batin. Tapi Deby tomas pernah mendefinisikan mengampuni dari yang bukan ciri mengampuni. 1. pengampunan bukan penyangkalan. Artinya tidak berpura-pura tidak terjadi apa-apa. 2. Pengampunan bukan ketidakjujuran, artinya sudah selesai padahal masih ada di hati. 

Bereaksi pada hal salah itu manusiawi. Pengampunan bukan eskalator yang membawa anda buru-buru kepada kelegaan. Pengampunan adalah tangga yang melingkar perlahan dan berat mengantar anda ke kedamaian. Meskipun perlahan, sebenarnya kamu sedang berubah. Yusuf menangis sebelum sampai pada pengampunan bagi saudara-saudaranya. Dia tidak lupa, atau berpura-pura tetapi mengakui kejahatan itu di depan saudara-saudaranya (kej. 50:20). 

Refleksi: coba lihat dalam diri Anda, jika anda mudah memaafkan orang, mungkin anda sedang menipu diri sendiri. Tapi jika anda mudah marah ketika mengingat kesalahan orang, anda sedang berada di jalan yang tepat. Hanya anda tidak boleh terus di anak tangga pertama. Anda harus naik tangga satu per satu. 

Ada 3 anak tangga yang bisa kau coba: 1.Menerima perasaan sakit, jangan pura-pura.  

2.Belajar merengkuh duka dan kerapuhan, tp tidak kompromi pada kesalahan. Jangan lupa kesalahannya tapi bersama-sama pikirkan perbaikannya.

3. Pengampunan itu anugerah yang sudah kamu terima, maka jangan tahan itu untuk diri sendiri. Bagilah bahkan untuk musuhmu.

Kamis 21 sept 23

YHZ. 38: 8-9

Pemulihan Tuhan tidak tanpa tantangan

Konteks teks: Yehezkiel mendapat penglihatan mengenai masa depan Israel di tanah pembuangan. Sebelum sampai pada pemulihan, disampaikan bagaimana mereka akan mengalami penindasan oleh Raja Gog. Mereka menderita karena itu, tetapi mereka Israel akan menjadi badai yang jauh lebih besar menyerang segala musuhnya. Semua ini bukan janji manis untuk menghibur di kala menderita tetapi sebuah kepastian. Sebab Allah sendiri mengatakanNya. 

Refleksi: Rasa puas dan lega saat menderita tidak selalu harus mendengar berita balas dendam. Orang yang mencelakakan anda tidak harus menerima hukuman yang sama persis atau bahkan lebih besar dari yang dilakukannya padamu. Biarkan keadilan Tuhan bekerja. Karena kamu juga sering kali mengutuk dan membenci orang lain, kamu tidak layak menentukan hukuman apa baginya. Jika Tuhan mengampuni Dia karena doamu yang tulus, sungguh seharusnya kamu jauh berbahagia.

Senin 25 sept 23

Mat. 24:12-13

Kasih yang dingin 

Konteks teks: situasi kasih yang dingin begitu terasa di Yerusalem pada masa pelayanan Yesus. Orang-orang di sana tidak lagi saling memperhatikan dan menolong, justru masing-masing hidup untuk kesenangan diri mereka. Banyak orang lapar, sakit dan menderita tetapi sedikit sekali yang peduli. Namun, bagi Yesus ini adalah sebuah kesempatan untuk mengajar. Bahwa Yerusalem dalam semua kemegahannya akan runtuh pula. Dan tiap orang yang bertahan justru akan selamat. Meskipun kasih semakin dingin di Yerusalem, tetapi kasih Allah tetap hangat untuk mereka yang mau dekat denganNya supaya dari mereka inilah Injil akan diberitakan bagi angkatan kemudian. 

Refleksi: Selalu merasa hangat dan penuh sukacita dalam memberitakan Injil adalah suatu keajaiban. Faktanya, semakin cepat kamu memberi, tidak selalu cepat juga kamu menerima. Justru akan ada masa kedua tanganmu kosong, dan kamu kelaparan. Tetapi, dalam hal inilah Allah ingin iman setiap orang berada pada puncaknya. Supaya karena itu, kamu menjadi mampu menjalankan misi-Nya bagi mereka yang sedang rindu mendengarkan. 😇

Selasa 26 sep 23

Mrk. 1:7

Membungkuk: Menerima diri untuk memuliakan yang lain

Konteks teks: Yohanes yang sedang naik daun diawal Pelayanan dengan membabtis, nampaknya tidak membuat dia lupa diri. Ketika banyak orang takjub dengan gerakan Roh yang membawa banyak orang dibaptis, Yohanes justru membungkuk. Dengan kata-katanya Ia mengakui diri lebih rendah dari yang akan datang kemudian. Karakter membungkuk bukan karena ada tekanan jabatan, sosial dan ekonomi yang dimilikinya tapi ia membungkuk karena Taat dan Tunduk pada perintah Allah. 

Refleksi: Membungkuk kepada orang lain menunjukkan penghormatan dan mawas diri. Membungkuk bukan untuk dapat rasa aman dan atau supaya dapat tempat lebih tinggi. Justru, orang membungkuk karena sadar benar siapa dirinya di hadapan Tuhannya. Terimalah dirimu dan akuilah, ada saatnya kamu harus menahan diri untuk tetap membungkuk sambil memberikan kesempatan pada orang lain, menikmati berkat Tuhan yang menempatkan tiap orang menurut ukuran kehendaknya. 

Rabu 27 sept 23

Mat. 23:1-4

Lakukan apa yang kauingin orang lakukan

Konteks teks: Yesus mengecam karakter dan perilaku orang Farisi yang egois dan serakah. Bagaimana mungkin mereka membuat hukum Musa menjadi sebuah batu bagi orang lain tetapi mereka tidak taat melakukannya. Hidup sombong rohani diperlihatkan tetapi moralitas mereka kosong dan justru keinginan dunia lebih besar. Mereka memperkaya diri dengan menjual firman Tuhan dan janji-janji pengampunan dosa tanpa percaya bahwa Allah memberikan itu dengan cuma-cuma. 

Refleksi: Apa yang kau ajarkan itulah yang kau lakukan. Tidak ada perkataan yang kekal yang dapat diucapkan dari mulut manusia yang berdosa. Hanya yang bisa dinilai adalah perbuatannya. Kamu tidak bisa memegang perkataan satu orang manusia hari ini, karena bisa jadi dia memuji di depan tapi mencaci mu di belakang. Hanya perbuatanlah yang dapat menggambarkan siapa dia dan seperti apa hidupnya. Tapi bukan supaya kamu menghakiminya, melainkan belajar menyenangkan hati Bapa dengan melakukan firman. 

Kamis 28 sept 23

Mat. 23:13

Hukuman mencuci tangan

Konteks teks: Para ahli taurat, yakni orang pintar Yahudi diperingati Yesus tentang celaka yang akan mereka terima. Hukuman ini adil bagi Allah, sebab mereka tidak membawa umat pada Injil justru menghalangi jalan ke sana. Padahal tugas mereka, dalam jabatan sebagai pengajar sangat penting. Akibatnya mereka tidak perlu dianggap berhikmat, sebab hikmat tanpa memberi dampak tiada berguna bagi Allah, terutama bagi Injil itu diterima semua orang.

Refleksi: Dengan bercermin pada tugas seorang pengajar, ingatlah untuk mengatur arah kakimu. Supaya jejak yang baik yang ditinggalkan. Hidup seorang pengajar adalah teladan. Jika kamu hanya meninggalkan belang, sudah pasti namamu dikenang. Tetapi jika kamu dilupakan tak masalah, asal mereka melakukan apa yang baik yang juga selalu kamu perbuat. Bersyukurlah, bahwa kesempatan Masi ada, tidak terlambat asal tidak terus menunda. 

Sabtu 30 sept 23

Yeh. 34:31

Milik Allah: dijaga dan dipelihara

Konteks teks: Nabi menggambarkan sebuah metafora antara gembala2 sebagai pemimpin bangsa Israel. Menariknya Allah menjadi tokoh utama dalam tulisan ini. Bahwa dengan menyebut Israel sebagai domba-Ku, artinya Allah sendiri yang memilih dengan ukuran dan standar nya. Penekanan pada domba yang Digembalakan dapat diartikan bahwa bukan semua domba, melainkan yang mau ikut perintah Allah. Merekalah ini yang akan disebut umat kepunyaan Allah dan menerima hak sebagai domba kesayangan Allah. 

Refleksi: bukan kamu yang memilih Dia, melainkan Dia sendiri memanggil kamu menjadi dombanya. Namun dia tidak sekalipun memaksa, kamu bebas mau menjadi domba yang taat digembalakan atau kambing yang ikut jalan sendiri. Supaya Dia menjadi Allahmu, dengarkanlah suara Nya. Gembala tahu yang terbaik bagi dombanya. Tidak akan kamu ditinggalkan, dibiarkan sendiri, justru dalam bahaya sekalipun, Dia tetap ada dan menjadi tempat berlindung paling aman. 

😇😇 Tuhan memberkati semoga lebih setia menyapa Dia setiap harinya. 😇😇

Run To Semester 2 at CRCS UGM- Refleksi bulan Februari 2025

Shalom, Salam damai Kristus menyertai kita semua..... Puji Tuhan, refleksi bulan Februari tahun 2025 bisa kembali hadir lagi untuk melengkap...